DBD Mengancam, Tidak Lagi Hanya Pada Balita | Selasa 21 Januari 2025 | Foto: Ilustrasi
GARDAJATIM.COM: Hingga pertengahan Januari 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi mencatat 16 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Anang Ristanto, pengelola program penyakit menular vektor Dinkes Ngawi, menyebut bahwa sebagian besar kasus ditularkan melalui lingkungan sekolah dan perkantoran.
"Kebanyakan tertular dari lingkungan sekolah dan perkantoran," ungkapnya pada Senin (20/01/2025).
DBD kini tidak lagi menyerang hanya balita, tetapi juga kelompok usia produktif.
Anang menjelaskan, rentang usia terdampak meliputi 5 hingga 44 tahun, menunjukkan ancaman yang lebih luas.
Tingginya angka penularan di sekolah dan perkantoran disebabkan karena kurangnya perhatian terhadap kebersihan, terutama di area kamar mandi yang jarang dibersihkan.
"Kamar mandi yang tidak terawat menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak," jelas Anang.
Anang memaparkan data yang menunjukkan lonjakan signifikan kasus DBD di Ngawi. Sepanjang tahun 2024, tercatat 691 kasus dengan empat kematian, naik drastis dari tahun 2023 yang hanya mencatat 406 kasus.
Menurutnya, lonjakan ini disebabkan minimnya pemahaman masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Banyak yang menganggap PSN hanya sekadar kerja bakti massal, padahal tanggung jawab individu di lingkungan masing-masing lebih penting.
"Jika kesadaran ini tumbuh, maka persebaran DBD dapat diminimalkan," tegasnya.
Dinkes Ngawi mengimbau masyarakat untuk lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan dengan menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Langkah sederhana ini bisa menjadi solusi untuk menekan angka kasus DBD yang terus meningkat.
Pewarta: Kholis
Editor: Redaksi
Posting Komentar