Suasana kegiatan belajar mengajar di SMK PGRI 2 Ponorogo yang dikenal dengan tingkat penyerapan kerja lulusan yang tinggi. (Foto: dok. SMK PGRI 2 Ponorogo)
GARDAJATIM.COM: Di tengah stigma negatif terhadap pendidikan kejuruan, SMK PGRI 2 Ponorogo justru menunjukkan capaian membanggakan.
Sekolah yang didirikan pada 1984 atas prakarsa tokoh pendidikan lokal, Mbah Pirngadi, berhasil mengukuhkan diri sebagai rujukan utama pendidikan vokasi di Bumi Reog.
Hampir 97 persen lulusan sekolah ini langsung terserap ke dunia kerja, sebagian besar ke perusahaan multinasional.
Lokasinya berada di Jalan Soekarno Hatta, dan kini SMK PGRI 2 Ponorogo memiliki 9 jurusan dengan total siswa sebanyak 2.592 orang.
“Tidak berlebihan jika ada yang menyebut SMK sebagai ‘Sekolah Menuju Kerja’. Di sini, itu bukan sekadar slogan,” ujar Agus Pariadi, Koordinator Hubungan Luar Negeri SMK PGRI 2 Ponorogo, Senin (29/4).
Perjalanan SMK PGRI 2 dimulai dari menumpang di SDN Keniten, kemudian berpindah ke SDN Beduri 1 dan 2, sebelum menempati gedung permanen di Jalan Dr. Sutomo. Sejak 1992, sekolah ini resmi menempati lokasi saat ini.
Kemitraan strategis dengan perusahaan seperti Astra International, Auto 2000, United Tractors, Astra Honda Motor, dan Astra Graphia menjadi bukti keseriusan sekolah ini dalam menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan industri. Bahkan, banyak lulusan yang sudah “dipesan” oleh perusahaan sebelum lulus.
Meski memiliki prestasi unggul, biaya pendidikan di sekolah ini tergolong terjangkau, bahkan lebih murah dibandingkan jenjang pendidikan dasar.
SMK PGRI 2 juga memberikan subsidi biaya pendidikan hingga 75 persen bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
“Kami melakukan survei langsung ke rumah siswa untuk memastikan bantuan diberikan tepat sasaran,” ujar Agus.
Tak hanya dari lokal Ponorogo, siswa juga datang dari luar daerah seperti NTB dan Lombok. Sekolah ini juga menjadi pionir dalam program Government to Government (G to G) untuk penyaluran tenaga kerja ke Jepang, dengan pembekalan intensif baik secara teknis maupun mental.
Menanggapi isu yang sempat mencuat, Agus menegaskan bahwa proses pembelajaran di sekolah tetap berjalan normal.
“Kami tetap fokus pada pendidikan dan penyiapan masa depan siswa. Tidak ada yang terganggu,” tegasnya.
Keberhasilan SMK PGRI 2 Ponorogo menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasi dapat menjadi solusi konkret dalam mengurangi pengangguran usia muda dan membangun masa depan generasi produktif. (AMO)
Editor: Redaksi
Posting Komentar