Siswa Korban Dugaan Perundungan Oknum Guru SMP Negeri 1 Maospati Enggan Masuk Sekolah
Garda Jatim
... menit baca
![]() |
Ayah dan Ibu Korban Ungkap Trauma Psikis Anak Pasca Dihina di Ruang BK | Sabtu, Juli 2025 | Foto : Ist |
GARDAJATIM.COM : Dugaan kasus perundungan yang dilakukan oleh oknum guru SMP Negeri 1 Maospati terhadap seorang siswa kelas 8 kini berbuntut panjang.
Korban hingga saat ini enggan kembali ke sekolah lantaran trauma dan merasa malu. Peristiwa yang terjadi dua hari lalu itu sempat ramai diberitakan sejumlah media, Jumat (18/7/2025).
Saat ditemui awak media di rumahnya, ibu korban, Yuli, membenarkan bahwa anaknya memilih tidak masuk sekolah karena takut menjadi bahan ejekan teman-temannya maupun guru.
“Memang anak saya hari ini tidak mau masuk sekolah, katanya malu dan takut diejek temannya maupun guru,” ungkap Yuli.
Yuli menambahkan, untuk sementara ia belum ingin memberikan keterangan lebih detail karena menunggu kepulangan suaminya yang sedang bekerja di luar kota.
“Untuk bagaimana-bagaimananya nanti menunggu suami saya pulang dari luar kota saja, Mas, soalnya masih ada pekerjaan,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, saat ditemui secara kebetulan dalam kegiatan desa, ayah korban, Fendy Sutrisno, juga mengungkapkan anaknya mengalami trauma psikis pasca mengalami perlakuan yang diduga sebagai perundungan.
“Pasca kejadian itu anak saya enggan kembali ke sekolah, sudah jelas dia trauma secara psikis, takut kalau jadi bahan ejekan dan cemoohan,” ujarnya.
Fendy menyebut pihak sekolah sudah menghubungi dirinya untuk mediasi, namun belum bisa hadir karena pekerjaan di luar kota.
“Sebenarnya setelah kejadian itu saya sempat menghubungi Kepala Sekolah via telepon, tapi beliau bilang masih ada kesibukan. Setelah viral di media, baru pihak sekolah intens menghubungi saya untuk bertemu. Tapi saya masih ada pekerjaan di luar kota yang tidak bisa ditinggalkan. Hari ini kebetulan pulang sebentar karena ada kegiatan di desa,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, dugaan perundungan itu terjadi saat korban dipanggil ke ruang BK (Bimbingan Konseling) karena terlambat masuk sekolah akibat kecelakaan di jalan.
Saat itu, oknum guru diduga melontarkan hinaan dengan menyebut ibu korban sebagai LC.
Merasa tidak terima, pihak keluarga berencana menempuh jalur hukum. Mereka berharap pihak sekolah dan instansi terkait dapat memberikan perlindungan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang lagi. (Arg/Tim)
Editor: Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...