Mayat Laki-Laki Ditemukan di Sungai Bengawan Madiun, Polisi Identifikasi Warga Sukoharjo
Garda Jatim
... menit baca
![]() |
Evakuasi Berlangsung Dramatis, Keluarga Pastikan Identitas Korban dan Tolak Autopsi | Jumat, 15 Agustus 2025 | Foto : Humas |
GARDAJATIM.COM : Polres Madiun Kota bersama tim gabungan mengevakuasi sesosok mayat laki-laki yang ditemukan mengapung di aliran Sungai Bengawan Madiun, tepatnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, pada Kamis (14/8/2025) sore.
Kapolsek Sawahan AKP Yunus Kurniawan, S.H. menjelaskan, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat sekitar pukul 17.20 WIB.
“Kami mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa ada mayat mengapung di sungai Bengawan tersebut,” ujarnya.
Mengingat posisi jasad berada di tengah aliran sungai, proses evakuasi melibatkan tim BPBD Kabupaten Madiun.
Upaya pencarian berlangsung sekitar satu jam hingga akhirnya mayat berhasil diangkat ke daratan pukul 18.30 WIB.
Tim Unit Identifikasi Satreskrim Polres Madiun Kota bersama Piket Reskrim dan SPKT kemudian melakukan pemeriksaan awal.
Karena kondisi jasad sudah membusuk, korban langsung dibawa ke ruang instalasi forensik RSUD dr. Soedono Madiun.
Kasihumas Polres Madiun Kota, Iptu Ubaidilah, menyebutkan identitas korban berhasil diketahui melalui alat pengenal sidik jari.
“Hasil identifikasi mengungkap bahwa korban adalah Sri Rahardjo, laki-laki kelahiran Surakarta, 27 Februari 1980, beralamat di GG Decu, Waringinrejo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah,” jelasnya.
Saat ditemukan, korban mengenakan jaket hitam, kaos putih-abu, celana jeans hitam, dan sepatu kain hitam.
Dari saku bajunya ditemukan KTP, SIM C, SIM B II, kartu tol BRIZI, selembar potongan tiket bus, serta uang tunai Rp9.000 tanpa dompet. Pemeriksaan luar tidak menemukan tanda kekerasan.
“Berdasarkan kondisi jasad, diperkirakan korban telah meninggal sekitar tiga hari sebelum ditemukan,” tambahnya.
Sekitar pukul 20.30 WIB, seorang perempuan bernama Tika Nur Cahyani, warga Desa Kertobanyon, Kabupaten Madiun, datang ke RSUD dr. Soedono dan mengaku sebagai keponakan korban.
Ia menjelaskan bahwa korban berprofesi sebagai sopir, belum menikah, sering berpindah tempat tinggal, dan terakhir berkomunikasi dengan keluarga pada 2020 saat ibunya meninggal dunia.
Menjelang tengah malam, pukul 23.49 WIB, kakak kandung korban, Joko Haryanto, tiba dari Sukoharjo. Setelah memastikan identitas korban, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan membuat pernyataan resmi agar jenazah segera dibawa pulang untuk dimakamkan di kampung halaman.
Iptu Ubaidilah menegaskan proses identifikasi berjalan sesuai prosedur.
“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kasus ini tetap kami data dan laporkan sesuai dengan SOP yang berlaku,” ujarnya. (Arg/Hms)
Editor : Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...