-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

PMI Asal Madiun Meninggal Saat Pemulangan dari Taiwan, Jenazah Disambut di Kebonsari

Yusi Erawati meninggal sesaat setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, pemulangan difasilitasi Pemkab Madiun dan relawan | Rabu, 24 September 2025 | Foto : Humas
GARDAJATIM.COM : Harapan keluarga untuk menyambut kepulangan Yusi Erawati (42), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Kebonsari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, pupus sudah. 

Yusi meninggal dunia sesaat setelah pesawat yang membawanya dari Taiwan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (23/9/2025).

Yusi telah bekerja enam tahun di Taiwan. Namun sejak 26 Agustus 2025, ia mengalami stroke berat dan ditemukan dalam kondisi tak berdaya di rumah majikannya. 

Setelah dua hari terbaring lumpuh, ia akhirnya dievakuasi ke rumah sakit oleh Tim Mbok Cikrak.

Status Yusi sebagai PMI overstay sempat menjadi kendala administrasi pemulangan. Meski demikian, berkat kolaborasi lintas pihak – mulai dari Yayasan Allena, Mbok Cikrak, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Madiun, keluarga, hingga dukungan Bupati Madiun H. Hari Wuryanto – proses kepulangan akhirnya dapat terlaksana.

Mbok Cikrak mendampingi langsung perjalanan Yusi dari Taiwan ke Indonesia dengan harapan setibanya di tanah air ia bisa segera dirawat di RSUD Caruban. 

Sebagai bentuk perhatian, Disnaker Kabupaten Madiun menyiapkan ambulans gratis berikut tenaga medis dari RSUD Caruban untuk menjemput Yusi di bandara. Tim penjemput terdiri dari staf Disnaker, tenaga medis, dan keluarga berangkat Senin (22/9/2025) malam.

Namun takdir berkata lain. Sesaat setelah pesawat mendarat, Yusi dinyatakan meninggal dunia.

Ketua Yayasan Allena Humanity Project, Arga Narulata, menyampaikan bahwa seluruh biaya perawatan di Taiwan hingga pemulangan ditanggung bersama oleh keluarga, Yayasan Allena, dan Mbok Cikrak.

“Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Disnaker juga memfasilitasi penjemputan Yusi di bandara dengan ambulans dan tenaga medis. Semua layanan tersebut diberikan gratis tanpa dipungut biaya,” jelas Arga.

“Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya Saudari Yusi. Kami mewakili Yayasan Allena, Ce Allena, Toko Indo Allena, serta Mbok Cikrak berterima kasih kepada Pemkab Madiun yang telah membantu penuh proses ini,” tambahnya.

Mbok Cikrak yang mendampingi sejak dari Taiwan mengaku terpukul dengan kepergian Yusi.

“Kami sudah berusaha sekuat tenaga agar Mbak Yusi bisa pulang dan dirawat di tanah air. Saya sendiri mendampingi langsung dari Taiwan hingga Jakarta. Tapi takdir berkata lain, beliau berpulang,” ucapnya, Rabu (24/9/2025).

Sementara itu, Ce Allena menegaskan pentingnya solidaritas bagi pekerja migran yang kesulitan di luar negeri serta mengingatkan agar PMI tidak menunggu hingga sakit parah sebelum pulang.

“Kasus Mbak Yusi menjadi pelajaran penting bahwa PMI yang sakit atau dalam kondisi darurat harus segera mendapat perhatian. Kami berkomitmen terus membantu agar mereka tidak merasa sendirian,” tegasnya.

“Saya berpesan kepada para PMI overstay, jika sudah sakit jangan menunggu sampai parah. Segeralah pulang ke Indonesia. Jangan sampai kondisi semakin buruk, apalagi meninggal di negeri orang,” imbuh Ce Allena.

Ia juga menitipkan pesan khusus terkait pengelolaan keuangan bagi PMI.
“Saya berharap PMI bisa lebih bijak mengatur keuangan. Jangan semua uang dikirim ke tanah air. Sisihkan sebagian untuk tabungan pribadi atau kebutuhan darurat seperti ini. Itu sangat penting agar tidak kesulitan ketika musibah datang,” pesannya.

Jenazah Yusi tiba di rumah duka di Desa Kebonsari pada Selasa (23/9/2025) pukul 02.22 WIB untuk disemayamkan sebelum dimakamkan. (Red)


Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar