-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

BMKG Rilis Pandangan Iklim 2024, Ini Rekomendasinya

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Jakarta, Gardajatim.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis “Climate Outlook 2024” atau “Pandangan Iklim 2024” sebagai panduan untuk perencanaan dan kegiatan pembangunan pada sektor yang terkait atau terdampak oleh fenomena iklim.


Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, sepanjang tahun 2024, gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu ENSO akan berada pada fase El Nino Lemah - Moderat di awal tahun 2024 dan fase Netral di akhir tahun 2024. Sementara itu, gangguan iklim dari Samudra Hindia yaitu IOD akan berada pada fase Netral sepanjang tahun 2024.


“ENSO dan IOD merupakan faktor utama yang mempengaruhi iklim Indonesia. ENSO yang berada pada fase El Nino cenderung menyebabkan iklim kering, sedangkan IOD yang berada pada fase positif cenderung menyebabkan iklim basah,” ujar Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (31/12/2023).


Dwikorita menambahkan, berdasarkan dinamika atmosfer tersebut, curah hujan tahunan pada 2024 diprediksikan umumnya normal. Namun, ada beberapa wilayah yang diprediksikan mengalami hujan tahunan di atas normal atau di bawah normal.


“Wilayah yang diprediksikan mengalami hujan tahunan di atas normal meliputi sebagian kecil Aceh, Sumatera Barat bagian selatan, Riau, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bagian utara, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua bagian utara. Sedangkan wilayah yang diprediksikan mengalami hujan tahunan di bawah normal meliputi sebagian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Papua bagian selatan,” paparnya.


Dwikorita juga mengingatkan, meskipun kemarau 2024 diprediksi normal, namun ada wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan karena memiliki curah hujan yang rendah. Wilayah tersebut meliputi sebagian Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua bagian selatan.


Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, BMKG menyertakan sejumlah rekomendasi umum untuk sektor-sektor terkait atau terdampak oleh fenomena iklim 2024. Rekomendasi tersebut antara lain:


Melakukan langkah antisipatif terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor, maupun potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau 2024.

Meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir, seperti sistem drainase, sistem peresapan dan tampungan air.

Memastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.

Mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun 2024, khususnya pada periode kemarau pertama di bulan Februari 2024 untuk wilayah pesisir Sumatera bagian Timur, maupun periode kemarau kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan Karhutla.

“Kami berharap pandangan iklim 2024 ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan kegiatan pembangunan pada sektor yang terkait atau terdampak oleh fenomena iklim,” tutup Ardhasena

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar