-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Konvoi Warga IKSPI Ricuh, 2 Motor Terbakar dan 166 Orang Diamankan

Sebanyak 166 warga IKSPI diamankan Petugas Kepolsian, Ngawi.


Gardajatim.com - Sebuah konvoi warga perguruan silat Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) yang baru saja menghadiri acara HUT IKSPI di Desa Wonosari, Kecamatan Sine, Ngawi, berakhir dengan ricuh pada Selasa (16/1/2024) dini hari. Mereka melakukan aksi perusakan dan pembakaran terhadap motor-motor milik warga yang sedang nongkrong di pinggir jalan.

Akibatnya, dua unit sepeda motor terbakar, dan satu unit sepeda motor mengalami kerusakan. Warga yang menjadi korban langsung melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian dan TNI. Sementara itu, warga perguruan silat lain, yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), yang sedang latihan di Halaman SDN 2 Sine, juga merasa terganggu dan siap berkonfrontasi dengan warga IKSPI.

Beruntung, pihak aparat keamanan berhasil mengamankan iring-iringan konvoi warga IKSPI di Dusun Bacak, Desa Sine, sebelum terjadi bentrokan dengan warga PSHT. Sebanyak 166 orang warga IKSPI yang terlibat dalam konvoi tersebut dibawa ke Polsek Sine untuk didata dan diproses lebih lanjut.

Kapolres Ngawi, AKBP Argo Wiyono, S.H., S.I.K., M.Si, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, bahwa pihaknya akan menindak tegas pelaku perusakan dan pembakaran.

Ia juga mengimbau agar warga perguruan silat saling menjaga kerukunan dan tidak melakukan tindakan anarkis.

“Kami akan mengusut tuntas kasus ini dan menjerat pelaku dengan pasal yang sesuai. Kami juga menghimbau kepada warga perguruan silat untuk saling menghormati dan tidak melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat,” ujar Kapolres.

Sementara itu, Ketua Ranting PSHT Sine, Sarwo Edi, menyampaikan rasa kesalnya atas kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa Kecamatan Sine selama ini aman dan kondusif, dan tidak pernah ada gesekan dengan perguruan silat lainnya. Ia juga meminta agar pelaku perusakan dan pembakaran bertanggung jawab dan mengganti kerugian yang ditimbulkan.

“Siapa yang berbuat, dia harus bertanggung jawab, terkait kerusuhan yang terjadi harus di proses secara hukum. Kami juga minta agar pelaku mengganti rugi kerusakan yang ditimbulkan kepada warga yang menjadi korban,” tuturnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih mengedepankan sikap toleran dan saling menghargai antara sesama warga perguruan silat. Semoga tidak ada lagi kejadian serupa yang mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. (Put)

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar