-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek: Refleksi Sejarah dan Patriotisme Generasi Muda


Upacara peringatan hari kesaktian pancasila 2024, di Monumen kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Selasa (1/9/2024). Foto: Pemkab Madiun

GARDAJATIM.COM: Upacara Hari Kesaktian Pancasila yang digelar di Monumen Kresek, Kabupaten Madiun, tahun ini berlangsung dengan penuh khidmat dan nuansa patriotisme. Di bawah rindangnya pepohonan dan sejuknya udara pagi, menambah suasana semakin terasa sakral, Selasa (1/9/2024).

Dengan tema "Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas," acara ini mengingatkan kembali betapa pentingnya Pancasila sebagai pondasi persatuan bangsa di tengah berbagai tantangan zaman.

Monumen Kresek, yang sudah lama menjadi simbol perlawanan terhadap ancaman kedaulatan bangsa, memberikan latar yang sempurna untuk peringatan ini.

Pepohonan besar dan sejarah tanah yang pernah menjadi saksi pertempuran menambah aura khusyuk. Para peserta upacara, mulai dari pejabat hingga pelajar, bersatu dalam atmosfer penghormatan yang mendalam terhadap nilai-nilai luhur Pancasila.

Inspektur upacara, Pejabat PJ Bupati Kabupaten Madiun, Ir. Tontro Pahlawanto, memimpin jalannya upacara dengan wibawa. Dalam pidatonya, beliau mengingatkan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara yang harus dijaga. 

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Madiun, Drs. Mujono, M.Si, juga berkesempatan membacakan Ikrar Hari Kesaktian Pancasila, yang menegaskan tekad bangsa Indonesia untuk tetap setia pada Pancasila dan melindungi negara dari berbagai ancaman.

Salah satu momen paling berkesan terjadi saat ikrar dibacakan. Semua peserta, dari berbagai lapisan masyarakat, menundukkan kepala dalam keheningan penuh hormat. Suasana lapangan Monumen Kresek hening, seolah mengenang kembali perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan Kesaktian Pancasila.

Upacara semakin sakral dengan kehadiran pasukan dari TNI AU Lanud Iswahyudi, personel Kodim 0803 Madiun, Polres Madiun, serta Brimob Polda Jawa Timur. Organisasi masyarakat seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Madiun, KORPRI, BPBD, dan Damkar Kabupaten Madiun turut hadir, memperkuat semangat persatuan.

Barisan pelajar dan mahasiswa yang hadir memberikan sentuhan khusus pada upacara ini. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Madiun dan pelajar dari SMAN Wungu hadir dengan antusias, tak hanya mengikuti jalannya upacara, tetapi juga meresapi makna sejarah yang mendalam.

Kapten Infanteri Suyono, Danramil 0803/07 Kare, bertugas sebagai komandan upacara yang berjalan tertib. Dengan disiplin, setiap instruksi dijalankan dengan sempurna, mencerminkan keagungan nilai Pancasila. 

AKP Agus Priyanto, SH, Kapolsek Nglames, yang bertugas sebagai komandan cadangan, mendampingi upacara dengan penuh dedikasi. Di penghujung acara, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Madiun, Irfan Alkatiri, S.Ag, M.Pd.I, memimpin doa, memohon perlindungan dan rahmat Tuhan bagi Indonesia agar tetap damai dan bersatu.

Setelah upacara, para peserta, khususnya pelajar dan mahasiswa, memanfaatkan kesempatan untuk menjelajahi Monumen Kresek. Monumen yang menjadi simbol perlawanan rakyat Madiun melawan ancaman Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa G30S ini menjadi pengingat akan pengorbanan besar yang dilakukan untuk mempertahankan Kesaktian Pancasila.

Momen emosional terjadi ketika pelajar dan mahasiswa secara spontan menyanyikan lagu "Garuda Pancasila." Dengan penuh semangat, mereka melantunkan bait demi bait lagu kebangsaan itu, menghidupkan kembali semangat cinta tanah air yang mengakar kuat dalam hati setiap peserta. 

Suara mereka seolah menyatu dengan angin dan pepohonan, membawa pesan bahwa Pancasila akan terus hidup dalam jiwa bangsa Indonesia.

Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek tahun ini bukan hanya menjadi momen mengenang jasa para pahlawan. Acara ini juga menjadi refleksi penting tentang perlunya menjaga Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. 

Para pelajar dan mahasiswa yang hadir tidak hanya mendapatkan pelajaran sejarah, tetapi juga merasakan pengalaman yang membangkitkan semangat kebangsaan, sebuah bekal penting untuk mempertahankan Kesaktian Pancasila di masa depan demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas yang bersatu dan berdaulat.


Oleh: Muzayyinnur
Editor: Redaksi


Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar