DLH Ponorogo Genjot Penanganan Sampah di TPA Mrican

Pengolahan sampah di TPA Mrican, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

GADAJATIM.COM: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican semakin kewalahan menampung sampah yang masuk setiap hari.

Data terbaru menunjukkan jumlah sampah yang masuk berkisar antara 90 ton per hari.

Kondisi ini diperparah dengan musim hujan yang turut mempengaruhi tonase sampah yang diangkut.

Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ponorogo terus menggenjot berbagai upaya penanganan. 

Menurut Kepala UPTD Pengelolaan Sampah DLH Ponorogo, Abri Susilo, pengelolaan sampah di TPA saat ini mengalami kendala akibat keterbatasan alat berat.

“Awal Februari, PT Bes masih mampu mengelola 45 ton sampah per hari. Namun, saat ini operasionalnya terkendala alat berat. Meskipun saat ini cara pemindahan menggunakan forklift, itu masih kurang maksimal. Seharusnya menggunakan alat berat loader,” ungkapnya, Selasa (4/2/2025).

Abri menjelaskan, untuk menanggulangi kondisi overload di TPA Mrican, DLH menerapkan sistem controlled landfill setebal 20 cm.

"Namun, metode ini membutuhkan biaya tambahan yang tidak sedikit. Selain itu, DLH juga berencana mengubah sistem kerja menjadi dua shift agar proses pengelolaan sampah lebih optimal," jelasnya.

Di sisi lain, lanjut Abri, TPA Mrican seharusnya sudah ditutup sejak 2017, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang mengatur masa operasional TPA hanya lima tahun setelah aturan diberlakukan. Namun, hingga kini, lokasi baru masih dalam tahap perizinan.

Controlled landfill metode pengelolaan sampah di TPA, dengan cara memadatkan dan meratakan sampah, kemudian ditutup dengan tanah.

Menurutnya, pemindahan TPA ke lahan Perhutani telah mendapatkan persetujuan dari pihak Perhutani, namun masih menunggu rekomendasi dari Gubernur.

Ia juga menjelaskan, untuk bisa menggunakan lahan tersebut, DLH harus melengkapi dokumen perizinan dari Kementerian Kehutanan, yang diperkirakan memakan waktu sekitar dua tahun. 

“Target DLH, pembangunan TPA baru bisa dimulai pada 2026,” tambahnya.

DLH berharap kendala alat berat bisa segera diatasi, baik dengan sewa maupun pembelian, agar pengawasan terhadap PT Bes bisa berjalan maksimal.

Dengan langkah-langkah yang tengah diupayakan, diharapkan masalah sampah di Ponorogo dapat segera tertangani dengan lebih baik. (Put)

0/Post a Comment/Comments