"Pesilat Bersatu, Indonesia Maju" — Psikoedukasi Polri di Magetan Teguhkan Persaudaraan Antarperguruan Silat

Momen penting dalam merawat harmoni antarpesilat menjelang bulan Suro 2025 | Kamis 15 Mei 2025 | Foto: (dok.ist) 


GARDAJATIM.COM: Ratusan pendekar muda dari 13 perguruan silat se-Kabupaten Magetan berkumpul dalam semangat persatuan pada Kamis (15/5/2025).


Di bawah naungan tema “Pesilat Bersatu, Indonesia Maju”, kegiatan psikoedukasi yang digelar oleh Ropsi SSDM Mabes Polri bersama Polres Magetan ini menjadi momen penting dalam merawat harmoni antarpesilat menjelang bulan Suro 2025.


Berlokasi di Magetan Park, kegiatan ini menghadirkan nuansa edukatif yang dikemas dengan pendekatan interaktif dan outbound. 


Tujuannya jelas: memperkuat pengendalian diri, membangun kesadaran emosional, serta menumbuhkan semangat kebersamaan di kalangan para pendekar muda.


Kombes Pol Cucuk Trihono, S.Psi., Kabagpsipol Ropsi SSDM Polri sekaligus Ketua Pelaksana kegiatan, menegaskan pentingnya pendekatan psikologi dalam membina para pesilat.


“Agresi dan konflik kerap bermula dari emosi yang tidak terkelola. Psikoedukasi ini menjadi ruang aman bagi para pendekar untuk menggali potensi positif dan memperkuat jalinan persaudaraan,” ujarnya.


Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Kabupaten Magetan yang dinilainya sebagai contoh ideal kerukunan antarperguruan.


“Magetan telah menunjukkan bahwa keberagaman perguruan bukanlah sumber perpecahan, melainkan kekuatan jika dikelola dengan bijak dan penuh kekeluargaan,” tambahnya.


Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, S.H., S.I.K., M.M., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi preventif dalam rangkaian Operasi Aman Suro Polda Jatim.


“Melalui kerja sama dengan SSDM Mabes Polri dan SDM Polda Jatim, kami ingin membekali para pesilat dengan pendekatan yang menumbuhkan kesadaran, bukan sekadar pengawasan,” tegasnya.


Ia juga menekankan bahwa budaya guyub yang sudah terbangun di Magetan, seperti tradisi pertemuan bulanan antarperguruan silat, merupakan modal sosial penting.


“Slogan ‘Sing Akur Kabeh Sedulur’ bukan sekadar kata-kata, tetapi sudah menjadi praktik nyata,” ujarnya.


Senada dengan itu, Dandim 0804/Magetan Letkol Inf Hasan Dasuki, S.Sos., M.I.P., yang turut hadir, menilai kegiatan ini sebagai terobosan yang patut dilanjutkan.


“Psikoedukasi ini bukan hanya membentuk kesadaran emosional, tetapi juga memperkuat jaringan silaturahmi antarpesilat. Dari sini lahir rasa saling menghargai, yang menjadi fondasi kuat menjaga keamanan bersama,” jelasnya.


Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama antara peserta dan tim psikolog, diakhiri dengan deklarasi komitmen untuk menjaga keharmonisan, menjunjung sportivitas, dan menjadikan silat sebagai jalan menuju prestasi dan perdamaian.


Dengan semangat kebersamaan yang mengakar, para pendekar Magetan kini bukan hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menjadi penjaga harmoni Nusantara. (Eng/Red) 

0/Post a Comment/Comments