Foto : ilustrasi AI
GARDAJATIM.COM: Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kabupaten Pacitan yang biasanya dilanda kekeringan saat musim kemarau tiba, tahun ini dimungkinkan hal itu tidak terjadi lantaran adanya musim kemarau basah.
Musim kemarau biasanya dimulai pada bulan April, namun hingga pertengahan bulan Juni ini curah hujan dengan intensitas cukup tinggi masih terjadi hampir setiap hari.
Peristiwa ini tentu mempunyai sisi positif dan negatif tersendiri. Disatu sisi masyarakat tidak mengalami kekeringan, disisi yang lain sebagian petani juga mengalami kesulitan dalam bertani berbagai tanaman palawija dan tanaman pertanian lainnya.
Sebagian petani pun harus rela melakukan ekstra perawatan baik tenaga maupun biaya untuk menjaga tanaman mereka tetap produktif dan berhasil.
Terlebih pada petani tembakau yang sudah melalukan kontrak dengan perusahaan, mereka harus putar otak melihat kondisi saat ini.
"Iya mas, hujan hampir tiap hari sekarang. Tanaman banyak yang mati, terlebih cabai dan tembakau," ujar Haryono, salah satu petani di Pacitan kepada awak media.
"Alhamdulillahnya tidak kekeringan. Tapi ya itu, banyak tanaman mati karena kebanyakan hujan. Kalau tau begini kemarin pilih saya gadu (ditanami padi kembali)," imbuhnya.
Sugeng Santoso, SP, M.Sc., kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan.
Melihat hal itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan melalui kepala dinas Sugeng Santoso, SP, M.Sc., menghimbau kepada para petani tembakau untuk melakukan beberapa upaya agar tanaman tembakau tetap berhasil.
"Dengan kondisi kemarau basah, kami berharap petani tembakau tetap melakukan budidaya tembakau dengan berbagai metode," ujar Sugeng Santoso, Senin (16/6/2025).
Berikut ini beberapa metode dari DKPP untuk para petani tembakau :
1. Menggunakan sistem guludan yang dilengkapi pembuatan parit untuk memudahkan sistem pembuangan air.
2. Mencari lahan-lahan yang kemiringannya tinggi. Untuk lahan dataran rendah yang ditanami tembakau adalah lahan tumpang/lahan yang lebih tinggi dan sistem drainasenya lancar.
3. Memperbanyak penggunaan fungisida untuk antisipasi serangan jamur.
4. Memperbanyak pembibitan untuk sulaman.
Salah satu kebun tembakau yang ada di Desa Punjung, Kecamatan Kebonagung binaan DKPP Pacitan.
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan bahwa pihaknya juga mengupayakan bagi petani yang sudah melakukan kontrak dengan mitra/buyer tembakau bisa berhasil dan memenuhi target sesuai kontrak. Hal itu dilakukan agar tahun berikutnya mitra mau menambah jumlah luas tanaman.
"Kita upayakan yang di tahun ini sudah berkontrak dengan mitra (PT AOI) bisa berhasil dengan baik. Karena apabila tahun ini kita dapat memenuhi target sesuai kontrak, Insya Allah tahun depan akan ditambah lagi luasannya," bebernya.
Upaya itu diantaranya adalah pemberian alat mesin pertanian (Alsintan), mulsa dan berbagai obat-obatan pertanian.
"Kalau obat-obatan sudah satu paket dari mitra yang menyediakan. Selain Alsintan, mulsa ada beberapa yang memang sudah mendapatkan dari dinas," pungkasnya. (Eko)
Posting Komentar