TKI Asal Indramayu Derita Infeksi Otak di Taiwan, Pemkab Diminta Segera Fasilitasi Evakuasi Medis

Tim Relawan Kemanusiaan Desak Pemerintah Daerah Bertindak, Biaya Perawatan Capai Ratusan Ribu per Hari | Senin 16 Juni 2025 | Foto: (Dok. Ist)

GARDAJATIM.COM : Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Indramayu, Siti Badriah, saat ini tengah berjuang melawan penyakit infeksi otak di Taiwan. 

Dalam kondisi kritis pascaoperasi dan perawatan intensif di ICU, pihak keluarga dan tim relawan kemanusiaan mendesak pemerintah Kabupaten Indramayu untuk segera membantu proses evakuasi medis ke tanah air.

Berdasarkan rekomendasi medis dari rumah sakit di Taiwan, Siti membutuhkan pemulangan segera menggunakan transportasi evakuasi medis atau air ambulance demi keselamatannya.

Allena, perwakilan dari Forum Relawan dan Kemanusiaan TKI/TKW Indonesia yang mendampingi kasus ini, menjelaskan kondisi terkini yang dialami Siti Badriah.

“Mulai bulan Maret 2025, Siti jatuh pingsan dan dirujuk ke rumah sakit di Taoyuan. Ia didiagnosa mengalami infeksi otak. Setelah menjalani operasi, Siti masuk ICU, dan keluarga diminta menandatangani surat dari pihak medis untuk menyerah,” ungkap Allena, Senin (16/6/2025).

Lebih lanjut, Allena mengungkapkan bahwa pihak majikan dan agensi tempat Siti bekerja telah menyatakan tidak sanggup lagi menanggung biaya perawatan yang terus membengkak.

“Majikan dan agensi sudah angkat tangan karena sudah terlalu lama menanggung biaya perawatan,” imbuhnya.

Tim relawan juga menyatakan bahwa pemulangan Siti membutuhkan pesawat evakuasi darurat yang diperkirakan menelan biaya antara Rp50 juta hingga Rp75 juta. 

Sementara itu, keluarga pasien dibebani biaya harian sebesar Rp500.000 hingga Rp750.000 untuk biaya perawat Siti selama di rumah sakit.

Hingga berita ini ditayangkan, permintaan resmi audiensi dari tim relawan kepada Bupati Indramayu, Lucky Hakim, masih belum mendapatkan kepastian. Surat permohonan telah diajukan melalui asisten pribadi Bupati, Saman.

“Pasien akan dipulangkan secepatnya, setelah kondisi stabil dan layak terbang, namun kami membutuhkan bantuan dalam bentuk dukungan dan koordinasi pemerintah, terutama untuk biaya evakuasi medis yang tidak kecil,” tutup Allena. (Arg/Tim)

Editor: Redaksi 



0/Post a Comment/Comments