-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark

PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: 0821 3105 7771

Alas Krendowahono Tutup Rangkaian Kiblat Sekawan Kraton Surakarta

Doa dan sesaji Bulan Suro demi keselamatan kraton dan keseimbangan alam | Kamis 10 Juli 2025 | Foto: Dok. IB
GARDAJATIM.COM : Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat resmi menutup rangkaian tradisi Wilujengan Kiblat Sekawan dalam rangka Bulan Suro 2025 atau Tahun Jawa Dal 1959, dengan menggelar Wilujengan dan Caos Sesaji di Alas Krendowahono, Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (10/7/2025).

Upacara sakral ini dilaksanakan atas titah SISKS Pakoe Boewono XIII dan dipimpin langsung oleh Pengageng Parentah Kraton, KGPH Adipati Dipokusumo. 

Turut hadir Pengageng Keputren GKR Alit, adik PB XIII GRAy. Koes Rahmaniyah, serta keluarga, kerabat, Sentana Dalem, dan Abdi Dalem yang mengikuti prosesi dengan khidmat.

Rangkaian acara dimulai dengan dhawuh (titah) KGPH Adipati Dipokusumo kepada para ulama Kraton untuk memimpin doa bersama. 

Doa-doa tersebut dipanjatkan memohon keselamatan, perlindungan, serta kelestarian kraton dan masyarakat. Suasana khusyuk terasa di tengah rindangnya hutan keramat.
“Rangkaian kegiatan ini adalah bagian dari Wilujengan Kiblat Sekawan yang rutin dilakukan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sesuai adat turun-temurun. Tujuannya memohon keselamatan, berkah, dan tuntunan agar dijauhkan dari marabahaya,” jelas Gusti Dipo.
Wilujengan Kiblat Sekawan menjadi tradisi penting yang dilaksanakan setiap Bulan Suro di empat titik penjuru kraton, yaitu Gunung Lawu (timur), Pantai Parangkusumo (selatan), Gunung Merapi (barat), dan Alas Krendowahono (utara). 

Keempat titik ini diyakini menjaga keseimbangan dan keselamatan Kraton Surakarta.

Alas Krendowahono sendiri dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Bathari Kalayuwati atau Dewi Durga, pelindung gaib kraton dari arah utara. 

Selain nilai spiritual, kawasan ini juga menyimpan sejarah penting sebagai tempat pertemuan Sri Susuhunan Pakubuwana VI dengan Pangeran Diponegoro dalam merumuskan strategi melawan Belanda. 

Bahkan, beberapa sumber menyebut Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto pernah bertirakat di tempat ini.

Meski rangkaian Wilujengan Kiblat Sekawan telah berakhir, Kraton Surakarta masih melanjutkan beberapa agenda sakral selama Bulan Suro 2025. 

Di antaranya Wilujengan di Petilasan Kahyangan Dlepih, Wonogiri; Pengetan Hadeging Nagari Kraton Kasunanan Surakarta; hingga prosesi Tutup Suro sebagai penutup bulan keramat dalam penanggalan Jawa.

Tradisi-tradisi tersebut diyakini tidak hanya menjaga harmoni kraton, tetapi juga keseimbangan alam dan keselamatan masyarakat sesuai ajaran leluhur. (Arg/Ib)

Editor: Redaksi 


Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar