Cegah Brain Root, Diskominfo Ponorogo Dorong Masyarakat Kritis Konsumsi Informasi

Sekdin Kominfo, Alim Nor Faizin, S.IP., M.Si., saat memimpin Apel pagi di halaman Kantor Kominfo Ponorogo. (Foto: doc. Ig@kominfoponorogo)
GARDAJATIM.COM: Di tengah arus informasi yang semakin deras di era digital, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfo) Kabupaten Ponorogo mengingatkan pentingnya membangun budaya berpikir kritis dalam mengonsumsi informasi, khususnya yang tersebar melalui media sosial.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Diskominfo Ponorogo, Alim Noor Faizin, dalam apel pagi rutin yang digelar pada Senin (7/7/2025).

Menurut Alim, kemudahan akses informasi di era sekarang harus dibarengi dengan kecakapan dalam memilah dan menganalisis setiap informasi yang diterima.

“Informasi yang instan jika dikonsumsi tanpa penyaringan bisa menimbulkan brain root, yaitu kondisi ketika seseorang menjadi pasif dan kehilangan daya pikir kritis karena terlalu sering menerima informasi tanpa verifikasi,” jelasnya.

Alim menekankan, bahwa brain root menjadi ancaman serius yang mengacu pada penurunan kemampuan kognitif dan mental seseorang, terutama akibat konsumsi konten digital yang berlebihan dan tidak menantang. Selain itu disinformasi yang dengan mudah tersebar melalui berbagai platform digital.

"Akibatnya bisa terjadi kelemahan pada otak bahkan pembusukan pada otak," tegasnya.

Alim juga mengingatkan pentingnya peningkatan literasi digital di lingkungan internal pemerintahan maupun di masyarakat luas.

Ia berharap semua pihak, termasuk aparatur sipil negara (ASN), dapat menjadi contoh dalam memanfaatkan media secara bijak.

“Literasi digital bukan hanya soal melek teknologi, tetapi juga soal bagaimana kita mengelola informasi dan menghindari terjebak dalam arus informasi yang menyesatkan,” imbuhnya.

Dengan meningkatnya kesadaran kritis dalam mengonsumsi informasi, Diskominfo Ponorogo optimistis masyarakat dapat menjadi lebih cerdas dalam bersikap dan mengambil keputusan, sehingga terhindar dari pengaruh negatif informasi yang menyesatkan. (Fjr)

Editor: Redaksi