Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Krowe Dikebut, Pastikan Aliran Air Lancar dan Terkoneksi ke Sungai Lama
Garda Jatim
... menit baca
![]() |
| Dinas PUPR Magetan Dorong Efisiensi Irigasi Pertanian Melalui Pembangunan Saluran Sepanjang 264 Meter | Kamis, 30 Oktober 2025 | Foto : Eks |
GARDAJATIM.COM : Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terus mempercepat pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Krowe (lanjutan) yang berlokasi di Desa Tapen, Jalan Krowe, Kecamatan Lembeyan.
Proyek senilai Rp191.553.000 ini dilaksanakan oleh CV Karya Muda dengan pengawasan dari CV Heksa Kencana Engineering dan memiliki masa pengerjaan selama 90 hari kalender.
Kepala Dinas PUPR Magetan, Muhtar Wakid, S.ST., M.T., melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air, Yuli K. Iswahyudi, S.T., M.T., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah nyata pemerintah daerah dalam memperkuat sistem irigasi guna mendukung sektor pertanian berkelanjutan.
“Pekerjaan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah memperkuat infrastruktur irigasi agar distribusi air ke lahan pertanian lebih optimal dan berkelanjutan. Kami memastikan setiap pembangunan dilakukan dengan perencanaan teknis yang matang dan diawasi ketat di lapangan,” ujar Yuli, Rabu (29/10/2025).
Ia menambahkan, sistem irigasi yang baik menjadi kunci keberhasilan pertanian di Magetan, terutama di wilayah yang bergantung pada aliran air permukaan.
“Dengan adanya perbaikan dan rehabilitasi seperti ini, petani tidak lagi kesulitan mendapatkan pasokan air saat musim tanam. Kami harap saluran ini bisa memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Pekerjaan rehabilitasi ini mencakup pembangunan saluran irigasi baru sepanjang 264 meter yang terbagi menjadi dua segmen utama dan difungsikan untuk mengatur aliran limpasan air saat terjadi banjir, serta menyambungkan saluran baru dengan sungai lama agar aliran air tidak terputus.
Mandor proyek, Mujiono, menjelaskan bahwa saluran tersebut dirancang dengan dua dimensi berbeda sesuai kondisi lapangan.
“Panjang totalnya 264 meter, dibagi dua bagian. Yang 100 meter memiliki sayap setinggi 70 sentimeter, sedangkan 164 meter sisanya memiliki perbedaan tinggi sayap, yakni 70 dan 50 sentimeter. Jadi fungsinya untuk limpah bila ada banjir, supaya air bisa langsung melimpah ke sungai,” ujarnya.
Menurut Mujiono, pondasi saluran dibangun di atas tanah urugan sepanjang sekitar 50 meter, dan untuk memperkuat struktur digunakan beton siklap dengan ukuran lebar 25 sentimeter, panjang 75 sentimeter, dan kedalaman 50 sentimeter.
“Kondasinya ini tanah urugan, jadi kami perkuat dengan beton. Ada dua ukuran di dua lokasi, menyesuaikan kebutuhan lapangan,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh konstruksi saluran dikerjakan dengan pengecoran penuh dan pembesian sesuai standar teknis.
“Pakai cor semua. Tulangan pokoknya diameter 20, arah memanjang pakai besi 8 dan 10 dengan jarak antarbesi sekitar 20 sentimeter,” jelas Mujiono.
Proyek ini merupakan lanjutan dari pembangunan saluran sebelumnya yang berada di sisi depan lokasi.
“Ini lanjutan dari yang depan. Tujuannya supaya nyambung dengan saluran lama dan tidak mandek, jadi air bisa mengalir langsung,” tutupnya.
Dengan desain teknis yang matang, pengawasan intensif, serta komitmen pemerintah daerah dalam memperbaiki sistem irigasi, proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Krowe diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pengairan dan mendukung produktivitas pertanian di wilayah Lembeyan dan sekitarnya. (Eks)
Editor : Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...
