-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Perempuan Al-Hidayah Bergerak! Hj. Atika Banowati Tegaskan Arah Baru Gerakan Islam Modern


GARDAJATIM.COM:
Perempuan Al-Hidayah kini bergerak dengan visi baru. Ketua Pengajian Al-Hidayah Jawa Timur, Hj. Atika Banowati, S.H., menegaskan perlunya arah baru gerakan perempuan Islam yang adaptif terhadap perubahan zaman.

Dalam Muktamar IX Pengajian Al-Hidayah yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, 20–22 Oktober 2025, Atika menyerukan agar perempuan Al-Hidayah tak hanya aktif dalam pengajian, tetapi juga berperan nyata dalam membangun keluarga, masyarakat, dan bangsa.

“Perempuan Al-Hidayah hari ini harus sholihah dalam akhlak, cerdas dalam pikiran, dan mandiri dalam tindakan. Dari perempuan yang kuat dan berilmu akan lahir keluarga tangguh serta generasi pemimpin berpondasi akhlak yang kokoh,” tegas Atika dalam pesan yang disampaikan usai pembukaan, Senin (20/10).

Sebagai Ketua Pengajian Al-Hidayah Jawa Timur sekaligus Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Partai Golkar (Dapil IX: Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Magetan, Ngawi), Atika menampilkan figur pemimpin perempuan yang berpijak pada nilai keislaman namun adaptif terhadap tantangan zaman.

Menurutnya, Al-Hidayah organisasi perempuan yang didirikan oleh Partai Golkar selalu berada di garis depan dalam memperkuat nilai keagamaan dan sosial kemasyarakatan.

Kini, arah perjuangan organisasi ini diperluas, tidak hanya membina iman, tetapi juga mendorong lahirnya perempuan berdaya, berilmu, dan berkontribusi nyata di lingkungan masing-masing.

“Kemandirian perempuan bukan sekadar ekonomi, tapi juga spiritual dan intelektual. Perempuan Al-Hidayah harus punya value, bisa menjadi penggerak perubahan, dan memberi warna positif di masyarakat,” ujarnya.
Hj. Atika Banowati, S.H., ketua pengajian Al hidayah propinsi Jawa Timur ketika mengikuti muktamar IX.
Di bawah kepemimpinannya, Al-Hidayah Jawa Timur mulai merancang berbagai program pemberdayaan, mulai dari pendidikan keluarga, literasi ekonomi umat, hingga pelatihan kepemimpinan perempuan. 

Seluruh program diarahkan agar kader Al-Hidayah hadir secara produktif di ruang-ruang sosial tanpa meninggalkan jati diri keislaman.

Atika menilai, peran perempuan masa kini tak lagi cukup berhenti pada tataran domestik.

“Mereka harus berani tampil menjadi pemimpin, baik di keluarga maupun masyarakat. Dan itu semua dimulai dari penguatan akhlak dan ilmu,” tuturnya.

Ia berharap Muktamar IX Al-Hidayah menjadi momentum konsolidasi nasional untuk memperkuat semangat pengabdian perempuan Islam di seluruh Indonesia.

“Kita ingin Al-Hidayah menjadi rumah besar perempuan Indonesia yang menyebarkan cahaya kebaikan, menginspirasi, dan membangun bangsa dengan kasih serta keteladanan,” pungkasnya.

Forum Muktamar IX Al-Hidayah di Jakarta dihadiri ribuan kader dari berbagai provinsi. Selain membahas arah kebijakan organisasi, kegiatan ini juga meneguhkan komitmen Al-Hidayah sebagai organisasi perempuan Partai Golkar yang berpijak pada nilai keislaman, kebangsaan, dan pemberdayaan masyarakat. (Fjr)
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar