22 Miliar Digelontorkan untuk 37 Jembatan dan Duiker di Kabupaten Malang
sofana
... menit baca
![]() |
| Kepala DPUBM Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma. (Foto: Istimewa) |
Dilansir dari Jatimtimes, Kepala DPUBM Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari program prioritas Pemkab Malang untuk memperkuat konektivitas antarwilayah serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
“Pada Tahun Anggaran 2025, kami melaksanakan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi jembatan dengan total alokasi anggaran Rp 22 miliar di 37 titik lokasi. Tujuannya untuk meningkatkan akses transportasi dan pelayanan publik,” ungkap pria yang akrab disapa Oong.
Oong menyebut, sebanyak 13 titik jembatan dan duiker telah selesai 100 persen, sementara sisanya kini memasuki tahap penyelesaian akhir dengan progres fisik mencapai 70–98 persen. Proyek-proyek ini tersebar di sejumlah wilayah, terutama daerah selatan Kabupaten Malang yang memiliki topografi perbukitan serta curah hujan tinggi.
“Sebagian jembatan ditangani karena rusak akibat bencana alam, sebagian lagi karena usia konstruksi yang sudah membahayakan pengguna jalan. Rehabilitasi ini penting untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan perdagangan serta mengurangi daerah yang sebelumnya terisolir,” jelasnya.
Dalam proses pembangunan, DPUBM menerapkan sistem baru yang memperhatikan morfologi dan hidrologi sungai. Abutmen jembatan kini dibuat lebih mundur dari bibir sungai, sementara tinggi jembatan disesuaikan dengan perhitungan potensi banjir tahunan agar lebih tahan terhadap risiko longsor dan banjir.
“Kalau sungainya masih dalam, jembatan dibuat datar. Tapi jika perhitungan hidrologi menunjukkan potensi banjir besar, maka konstruksinya dibuat lebih tinggi,” terang Oong.
Beberapa proyek yang telah rampung hingga akhir Oktober 2025 di antaranya Jembatan Banjarejo dan Purworejo di Kecamatan Donomulyo, Jembatan Dalisodo di Kecamatan Wagir, Jembatan Wonorejo di Kecamatan Singosari, serta Duiker Sumberduren di Kecamatan Gedangan.
Meski demikian, Oong mengakui ada sejumlah kendala di lapangan, seperti cuaca ekstrem, kerusakan akses jalan menuju lokasi, serta kendala teknis pada fondasi akibat gerusan air sungai. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya memperkuat koordinasi dengan BPBD Kabupaten Malang, pemerintah desa, dan perangkat daerah terkait.
“Dengan terlaksananya pembangunan dan rehabilitasi jembatan tahun ini, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas infrastruktur publik agar jaringan jalan dan jembatan di Kabupaten Malang semakin aman, andal, dan menunjang kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” pungkasnya. (Sof)
Editor: Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...
