-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Candi Ampel Tulungagung, Jejak Majapahit yang Bertahan di Tengah Sunyinya Hutan

Peninggalan Majapahit yang Masih Dipercaya Warga dan Jadi Sentra Tradisi Spiritual Lokal. (Candi Ampel Tulungagung, Dok. Ist)
GARDAJATIM.COM:Di balik perkampungan tenang dan hamparan hutan lebat di Dusun Ngampel, Desa Joho, Kecamatan Kalidawir, berdiri sebuah peninggalan bersejarah yang menyimpan kisah panjang peradaban Jawa. 


Candi Ampel, yang kini hanya menyisakan reruntuhan bata merah dan umpak batu andesit, merupakan saksi bisu masa kejayaan Majapahit yang bertahan melewati waktu. 


Suasana sunyi dan jauh dari keramaian menjadikan situs ini terasa sakral, sekaligus memunculkan rasa penasaran para peneliti, pencinta sejarah, dan masyarakat yang masih menjunjung tradisi turun-temurun terkait candi tersebut.


Meski kondisinya tak lagi utuh, daya tarik Candi Ampel justru terletak pada misteri yang menyelimutinya. Struktur yang tersisa menunjukkan bahwa candi ini pernah berdiri megah. 


Catatan penelitian menyebutkan, Candi Ampel dulunya memiliki relief burung, fabel, serta kepiting, dan satu pahatan berbentuk tubuh manusia yang masih dapat dikenali. 


Penemuan arca Dwarapala, Yoni, dan arca Parwati bertarikh 1331 Saka (1409 Masehi) menguatkan dugaan bahwa wilayah ini aktif pada masa akhir Majapahit dan memiliki fungsi keagamaan penting.


Tidak hanya sebagai situs arkeologi, Candi Ampel juga menjadi bagian erat dari kehidupan spiritual warga. Berdasarkan kepercayaan lokal, candi ini dikaitkan dengan sosok Joko Sindono, tokoh dalam cerita rakyat Tulungagung. 


Hingga kini, masyarakat rutin menggelar selametan setiap malam Jumat dan datang berdoa ketika memiliki hajat, seperti pernikahan atau membangun rumah. 


Doa dipanjatkan dalam campuran bahasa Arab dan Jawa, menggambarkan akulturasi budaya yang terjaga lama.


Candi Ampel menempati lahan sekitar 690 meter persegi di dataran rendah dekat kaki Perbukitan Walikukun.


Letaknya yang tersembunyi namun mudah dijangkau, menjadikannya destinasi menarik bagi wisatawan yang menyukai eksplorasi sejarah bernuansa alam. 


Dua rute utama dapat diakses dari arah barat Tulungagung maupun dari timur Ngunut–Blitar, dengan bantuan penunjuk arah atau navigasi digital. Semoga informasi ini bermanfaat.

Editor :Redaksi

(el)

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar