-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Gunung Semeru Erupsi, PVMBG Imbau Warga Tak Beraktivitas dalam Radius 8 Kilometer dari Puncak

Zona Merah Sepanjang Besuk Kobokan Jadi Jalur Utama Awan Panas dan Lahar | Senin 10 November 2025 | Foto : Gunung Semeru (dok.ist)
GARDAJATIM.COM :
Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Senin (10/11/2025) dini hari. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan keras agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer dari puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

Erupsi terjadi sekitar pukul 04.36 WIB dengan kolom abu terpantau setinggi 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut. Letusan disertai semburan abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal yang mengarah ke timur laut.

Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur ini kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. 

PVMBG menetapkan radius delapan kilometer di sektor tenggara, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, sebagai zona merah atau area terlarang karena potensi tinggi terpapar awan panas dan material vulkanik.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, menyampaikan rekomendasi resmi dari PVMBG bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan gunung.

“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” kata Sigit dikutip dari Antara.

Selain radius utama delapan kilometer, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini untuk mengantisipasi perluasan aliran awan panas dan lahar yang berpotensi mencapai jarak hingga 13 kilometer dari puncak.

Sigit menambahkan, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi awan panas guguran, aliran lava, dan lahar hujan di sepanjang lembah atau sungai yang berhulu di puncak Semeru. 

Wilayah yang perlu mendapat perhatian khusus meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta sungai-sungai kecil yang merupakan anak aliran dari Besuk Kobokan.

Berdasarkan data PVMBG, aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih tergolong tinggi dengan frekuensi letusan yang terjadi hampir setiap hari. 

Pada pengamatan Minggu (9/11), tercatat sebanyak 135 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10–23 mm dan durasi 54–156 detik. Selain itu, juga terdeteksi 13 kali gempa guguran dengan amplitudo 2–8 mm dan lama gempa 37–100 detik.

PVMBG terus melakukan pemantauan intensif dan mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti informasi resmi dari pemerintah daerah, BPBD, dan pos pengamatan gunung api setempat.

Peningkatan kewaspadaan dinilai penting mengingat jalur Besuk Kobokan kerap menjadi lintasan utama awan panas dan lahar saat aktivitas Gunung Semeru meningkat. (Sof)



Editor: Redaksi
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar