Pemkab Madiun Kukuhkan Forum Anak 2025–2027, Bupati Tekankan Peran Pelapor dan Pelopor
sofana
... menit baca
Sebanyak 85 peserta hadir dalam agenda tersebut, terdiri atas perangkat daerah, camat, serta perwakilan forum anak dari kecamatan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Kabupaten Madiun, Drs. Hendro Suwondo, M.Pd., menyatakan forum ini menjadi ruang aman bagi anak untuk menyampaikan pendapat dan terlibat dalam pengambilan keputusan.
“Forum ini mendorong anak terlibat dalam keputusan yang berkaitan dengan diri mereka,” ujarnya.
Dalam sesi dialog, Bupati Madiun H. Hari Wuryanto, S.H., M.Ak., menyoroti meningkatnya kasus perundungan di kalangan pelajar.
Ia meminta Forum Anak berperan aktif memberikan laporan terkait situasi yang terjadi di lingkungan mereka.
“Akhir-akhir ini banyak kejadian yang menimpa anak-anak. Kalau ada forum anak, insyaallah mereka bisa segera memberi masukan kepada kami,” katanya.
Bupati menilai teman sebaya lebih memahami kondisi lapangan sehingga dapat mendeteksi persoalan anak lebih cepat.
“Yang tahu lebih dekat adalah temannya sendiri. Kami berharap pelopor ini bisa membantu mengantisipasi sejak dini,” ujar dia.
Selain isu perundungan, Bupati juga menyoroti meningkatnya perkawinan usia anak sebagai persoalan serius yang berdampak sosial dan kesehatan.
“Perkawinan dini itu risikonya besar. Bisa menyebabkan stunting dan membuat keluarga tertekan,” tegasnya.
Isu paparan asap rokok juga mencuat dari aspirasi peserta. Menanggapi hal itu, Bupati menyebut Pemkab telah memperluas penerapan kawasan tanpa rokok di berbagai fasilitas publik.
“Setiap kantor sudah ada tempat khusus merokok. Kami berupaya maksimal melindungi anak-anak,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Forum Anak turut menyampaikan Suara Anak Indonesia tingkat Kabupaten Madiun 2025.
Lima isu utama yang diangkat mencakup kepemilikan KIA, pencegahan perkawinan dini, pendampingan orang tua pada anak perokok, peningkatan layanan kesehatan mental, serta pelestarian budaya lokal di tengah arus westernisasi. (Mah)
Editor : Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...
