-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Capaian IKD Kabupaten Madiun Capai 19,22 Persen, Dukcapil Gencarkan Layanan Jemput Bola

Minat Warga Menurun, Dukcapil Optimistis Capaian Tetap Tinggi | Rabu, 17 Desember 2025 | Foto : Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Madiun, Sayogyo, S.Sos. (Dok. Mah)
GARDAJATIM.COM : Capaian Identitas Kependudukan Digital (IKD) di Kabupaten Madiun hingga akhir November 2025 tercatat mencapai 19,22 persen dari total penduduk wajib KTP elektronik.

Capaian tersebut menempatkan Kabupaten Madiun pada posisi dua besar tingkat Provinsi Jawa Timur, bersaing ketat dengan Kabupaten Magetan, meski masih berada di bawah target nasional IKD sebesar 30 persen hingga akhir tahun 2025.

Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Madiun, Sayogyo, S.Sos., mengatakan capaian tersebut merupakan hasil laporan per November yang diterima dari pemerintah provinsi. 

“Per November kemarin capaian IKD Kabupaten Madiun sudah mencapai 19,22 persen dari target nasional 30 persen,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (16/12).

Untuk mengejar target tersebut, Dukcapil Kabupaten Madiun mengintensifkan pelayanan jemput bola dengan menurunkan tiga tim ke desa-desa guna melakukan aktivasi IKD, perekaman KTP elektronik, serta pelayanan administrasi kependudukan lainnya.

“Kami mulai turun ke desa-desa sesuai jadwal. Satu kecamatan ditargetkan selesai dalam satu hari karena waktu efektif tinggal sekitar 10 hari kerja,” kata Sayogyo.

Selain aktivasi IKD dan perekaman KTP elektronik, pelayanan yang diberikan juga mencakup pengurusan akta kelahiran anak usia 0–18 tahun. 

Pelayanan dilakukan dengan sistem pengumpulan warga di satu titik desa terdekat agar lebih efektif.

Sayogyo mengungkapkan, minat masyarakat terhadap aktivasi IKD belakangan ini mengalami penurunan. 

“Awal-awal bisa mencapai 300 sampai 400 orang per hari, sekarang rata-rata sekitar 100 orang, bahkan kadang hanya 50 orang,” jelasnya.

Ia menambahkan, kondisi tersebut dipengaruhi masih minimnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat IKD serta keterbatasan perangkat telepon genggam dan akses jaringan internet di sejumlah wilayah. 

“Kalau target 30 persen berat, kami realistis menargetkan capaian sekitar 25 persen hingga akhir tahun, yang secara nasional sudah tergolong tinggi,” pungkasnya. (Mah)

Editor : Redaksi 
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar