-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Pembinaan Spiritual di Rutan Ponorogo, Warga Binaan Nasrani Ikuti Kebaktian

Warga Binaan Nasrani Rutan Kelas IIB Ponorogo mengikuti kebaktian rohani di aula rutan dengan pendampingan petugas.
GARDAJATIM.COM:
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Ponorogo kembali menggelar kegiatan pembinaan kepribadian melalui pembinaan spiritual bagi Warga Binaan Nasrani. Kegiatan kebaktian rohani tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 27 Desember 2025, bertempat di Aula Rutan Ponorogo.

Kebaktian ini diikuti oleh lima Warga Binaan, terdiri atas empat laki-laki dan satu perempuan. Selama kegiatan berlangsung, para peserta tampak mengikuti rangkaian ibadah dengan penuh kekhusyukan dan penghayatan sebagai bagian dari proses pembinaan mental dan spiritual di dalam rutan.

Ibadah dilayani oleh tim dari Yayasan Alkitab dan Pelayanan Sejahtera (YABES), dengan pemateri Stefanus Samadi dan tim, serta Evangelis Jenny S., M.Th. Tema kebaktian yang diangkat adalah “Masuk Surga”, yang disampaikan melalui sejumlah ayat Alkitab, di antaranya Roma 10:9, Matius 25:30, Filipi 4:6–7, Roma 3:23, dan Roma 6:23. Materi tersebut mengajak Warga Binaan untuk merenungkan makna iman, pertobatan, serta harapan akan keselamatan dan kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Suasana kebaktian berlangsung dengan penuh ketenangan. Selain pujian dan doa bersama, para Warga Binaan juga menerima pelayanan doa secara langsung dari para pelayan rohani sebagai bentuk penguatan iman dan ketenangan batin selama menjalani masa pembinaan.

Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, M. Agung Nugroho, menegaskan bahwa pembinaan rohani merupakan bagian penting dalam sistem pemasyarakatan.

Menurut dia, kegiatan keagamaan tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah, tetapi juga sebagai media pembentukan karakter dan penguatan mental Warga Binaan.

“Kegiatan pembinaan spiritual seperti kebaktian ini sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran diri, memperkuat mental, dan membangun harapan agar Warga Binaan mampu berubah menjadi pribadi yang lebih baik ketika kembali ke tengah masyarakat,” kata Agung.

Melalui pembinaan spiritual yang berkelanjutan, Rutan Ponorogo berkomitmen menghadirkan pendekatan pemasyarakatan yang humanis. Tidak hanya berfokus pada pelaksanaan masa pidana, tetapi juga membuka ruang bagi Warga Binaan untuk memperbaiki diri, menata batin, dan mempersiapkan masa depan dengan lebih positif. (Hms/Red)
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar