-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Pemkab Malang Dukung Program Bongkar Ratoon Tebu, Targetkan

Penguatan Swasembada Gula
Koordinasi Petani dan Pabrik Gula Diperkuat, Potensi Lahan Capai Ribuan Hektar | Rabu, 17 Desember 2025 | Foto : (Dok. Pemkab Malang)

GARDAJATIM.COM :
Pemerintah Kabupaten Malang menyatakan kesiapan penuh mendukung program penanaman tebu dengan skema bongkar ratoon sebagai bagian dari upaya percepatan swasembada gula nasional. 

Komitmen tersebut disampaikan Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M., saat mengikuti rapat kerja bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (16/12) malam.

Bupati Malang yang akrab disapa Abah Sanusi menegaskan, Pemkab Malang telah melakukan koordinasi intensif dengan petani tebu, koperasi unit desa (KUD), serta manajemen dua pabrik gula yang beroperasi di wilayah Kabupaten Malang.

Dilansir dari Pemkabmalang, Ia menjelaskan, Pabrik Gula (PG) Krebet Baru dijadwalkan beroperasi hingga 20 Desember 2025, sementara PG Kebon Agung tetap beroperasi selama pasokan tebu tersedia. Selain menggiling tebu, PG Kebon Agung juga memproduksi gula rafinasi sehingga memiliki fleksibilitas waktu produksi.

Terkait harga, Abah Sanusi menyebut harga tebu di Kabupaten Malang saat ini berada di kisaran Rp60 ribu per kuintal. Dengan ongkos tebang antara Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per kuintal, petani memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp40 ribu per kuintal.

“Kalau produksi seribu kuintal, nilainya sekitar Rp40 juta. Ini masih lebih tinggi dibandingkan beberapa komoditas lain seperti jagung,” jelasnya.

Berdasarkan laporan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, hingga saat ini pelaksanaan bongkar ratoon secara mandiri telah mencapai 411 hektare tanpa dukungan APBN. 

Sementara program bongkar ratoon melalui APBN dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap pertama seluas 1.110 hektare, tahap kedua 396 hektare, dan tahap ketiga 300 hektare. Total keseluruhan mencapai sekitar 2.400 hektare.

Abah Sanusi menambahkan, Kabupaten Malang masih memiliki potensi lahan tambahan untuk mendukung program tersebut. Salah satunya berasal dari lahan milik PTPN yang bekerja sama dengan Kodam V/Brawijaya seluas sekitar 1.000 hektare. Selain itu, lahan PTPN di wilayah Kalibakar dan Pancursari juga berpotensi dikembangkan dengan luas yang sama.

Menurutnya, pelaksanaan bongkar ratoon di Kabupaten Malang umumnya dilakukan pada bulan Mei hingga Juni, menyesuaikan dengan masa tanam berikutnya. Sementara musim giling pabrik gula di wilayah Malang berlangsung mulai Mei hingga Desember.

Dalam kesempatan tersebut, Abah Sanusi juga meminta dukungan pemerintah pusat apabila perluasan bongkar ratoon kembali dilakukan hingga 2.200 hektare. Pasalnya, peningkatan produksi tebu harus diimbangi dengan kesiapan industri agar hasil panen dapat terserap optimal.

Ia juga menyinggung fluktuasi harga tebu akibat penurunan rendemen. Tahun ini, rendemen tebu turun hingga sekitar 4 persen, dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 8 persen. Kondisi tersebut berdampak pada turunnya harga tebu di tingkat petani.

“Oleh karena itu, pabrik gula perlu direvitalisasi agar rendemen bisa kembali meningkat. Dengan begitu, target swasembada gula nasional bisa tercapai dan produktivitas petani tetap terjamin,” pungkasnya. (Sof)

Editor: Redaksi
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar