Uni Eropa dan Pemprov Jatim Perkuat Kerja Sama untuk Produksi Beras Ramah Lingkungan
Garda Jatim
... menit baca
12 duta besar dan perwakilan negara anggota Uni Eropa dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur berdiskusi kolaborasi ketahanan pangan di Gedung Negara Grahadi Surabaya | Rabu 2 Juli 2025 | Foto : Ist
GARDAJATIM.COM : Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia menegaskan komitmen bersama dalam mendorong transisi menuju sistem produksi beras berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.
Komitmen tersebut ditegaskan dalam pertemuan bilateral antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Tim Eropa yang terdiri dari 12 duta besar dan perwakilan negara anggota Uni Eropa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (1/7/2025).
Pertemuan ini mempertemukan H.E. Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, dengan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Sejumlah perwakilan negara anggota Uni Eropa seperti Belgia, Bulgaria, Denmark, Jerman, Spanyol, Siprus, Lituania, Belanda, Austria, Polandia, Finlandia, dan Swedia turut hadir dalam dialog strategis tersebut.
Salah satu fokus utama pertemuan adalah pembahasan implementasi SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project (Proyek Beras Rendah Karbon), sebagai bagian dari kerja sama strategis Uni Eropa dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur.
“Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi Uni Eropa dan Pemerintah Jawa Timur untuk mendorong produksi beras yang rendah karbon dan berkelanjutan,” ujar H.E. Denis Chaibi.
Proyek SWITCH-Asia yang didanai oleh Uni Eropa ini telah menyasar 150 penggilingan padi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Ngawi dan Madiun.
Program ini mendorong transformasi proses pascapanen dengan mengganti penggunaan mesin diesel ke sistem penggilingan berbasis listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Inovasi tersebut terbukti mampu menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 13,8% di tingkat penggilingan. Selain itu, program ini juga menurunkan biaya energi, meningkatkan kualitas gabah hasil panen, dan memperkuat kesejahteraan petani serta pelaku industri beras lokal.
“SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project memberikan dampak nyata bagi petani dan pelaku industri beras. Ini bukan hanya tentang produksi, tapi juga soal keberlanjutan dan masa depan lingkungan kita,” jelas Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur.
Kolaborasi ini menjadi langkah konkret dalam menjawab tantangan perubahan iklim, sekaligus memperkuat posisi Jawa Timur sebagai provinsi yang progresif dalam menerapkan inovasi pertanian berkelanjutan. (Arg)
Editor: Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...