Penjilat: Ancaman Tersembunyi dalam Lingkaran Kekuasaan

Redaksi
... menit baca
![]() |
Ilustrasi |
Namun, ada elemen lain yang tidak kalah penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan, yaitu lingkaran orang-orang di sekitarnya. Di antara mereka, kelompok yang dikenal sebagai penjilat menempati posisi unik sekaligus berbahaya.
Penjilat berfungsi sebagai “cermin palsu” bagi penguasa. Mereka menampilkan realitas yang telah disaring, dihias, bahkan diputarbalikkan agar sesuai dengan apa yang ingin didengar penguasa.
Dengan cara itu, mereka menciptakan kenyamanan semu, di mana kritik dianggap ancaman, perbedaan pandangan dipandang sebagai pembangkangan, dan kegagalan dilabeli sebagai strategi jangka panjang.
Dalam jangka pendek, keberadaan penjilat mungkin memberi rasa aman. Namun, dalam jangka panjang, hal ini berbahaya karena membuat penguasa terisolasi dari kebenaran.
Ia akan kehilangan kemampuan untuk mengoreksi diri, mengabaikan kritik konstruktif, dan terjebak dalam kebijakan yang salah arah.
Sejarah menunjukkan bahwa banyak pemerintahan runtuh bukan semata karena kekuatan oposisi, melainkan karena kelemahan internal yang disebabkan oleh lingkungan penuh penjilat.
Lebih jauh, penjilat sering kali memiliki kepentingan pribadi yang bahkan melampaui kepentingan penguasa itu sendiri.
Mereka rela mengorbankan kebenaran, integritas, bahkan legitimasi rakyat demi menjaga kedekatan dengan kekuasaan. Hal ini menjadikan mereka bukan sekadar pengikut, tetapi juga pengendali opini di sekitar penguasa.
Untuk itu, seorang pemimpin yang bijak harus membangun mekanisme kontrol yang memungkinkan kritik disampaikan tanpa rasa takut.
Transparansi, partisipasi publik, dan sistem komunikasi yang sehat adalah benteng terbaik melawan pengaruh destruktif para penjilat.
Kekuasaan yang bertahan lama bukanlah kekuasaan yang dipenuhi pujian palsu, melainkan kekuasaan yang terbuka terhadap koreksi dan mampu belajar dari realitas.
Oleh: M.Ng. Fajar Setiawan Wartoprasetyo
Sebelumnya
...
Berikutnya
...