-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Tutup Seminar di Pulung, Atika Banowati: Jangan Takut Jadi Politisi Jujur!

Suasana penutupan Seminar bertema peran pemuda dalam mewujudkan toleransi dan solidaritas sosial di Aula Kecamatan Pulung. (Foto: doc. Gardajatim.com)
GARDAJATIM.COM
: Rangkaian kegiatan Seminar Sosial bertajuk “Peran Pemuda dalam Mewujudkan Toleransi dan Solidaritas Sosial di Masyarakat” resmi ditutup oleh Hj. Atika Banowati, S.H., Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur Fraksi Partai Golkar Dapil IX, di Aula Kecamatan Pulung, Ponorogo, Senin (29/9/2025).

Acara yang dikenal dengan nama SoloSemiran ini berlangsung selama dua hari, 28–29 September 2025, dan digelar di empat lokasi, yaitu Balai Desa Jambon, Hotel Maesa, Paseban Hargo Kusumo Jati, Desa Coper, hingga berakhir di Aula Kecamatan Pulung.

Di hadapan peserta yang didominasi kalangan Gen Z serta kader IPNU-IPPNU, Atika menyampaikan pesan penting agar generasi muda tidak takut terjun ke dunia politik dengan cara yang jujur.

“Tidak menutup kemungkinan, dari forum ini akan lahir wakil rakyat masa depan. Jangan takut berpolitik. Yang penting jujur dan punya niat tulus mengabdi,” kata Atika.

Ia juga menyinggung stigma negatif yang kerap melekat pada wakil rakyat. Menurutnya, pemuda harus berani mengubah cara pandang tersebut.

“Mindset bahwa wakil rakyat itu semuanya sama harus dihapus. Tidak semua seperti itu,” tegasnya.

Lebih lanjut, Atika menekankan bahwa SoloSemiran merupakan salah satu program DPRD Jatim untuk mendekatkan wakil rakyat dengan masyarakat.

Ia berharap forum ini mampu melahirkan generasi penerus yang siap berjuang di tingkat lokal, provinsi, hingga nasional.

“Saya ingin dari forum ini lahir pemimpin masa depan yang tidak hanya pintar, tapi juga punya jiwa toleransi dan solidaritas,” ujarnya.

Selain itu, Atika menyoroti pentingnya pengamalan sila keempat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Ia juga menyampaikan bahwa Partai Golkar kini telah membuka ruang bagi anak-anak muda melalui program under forty sebagai wadah kaderisasi kepemimpinan.

Sementara itu, narasumber Dosen UIN Ponorogo, Wahyu Saputra memaparkan tantangan sosial yang dihadapi bangsa, seperti gesekan sosial, intoleransi, dan meningkatnya individualisme akibat perkembangan teknologi digital.
Hj. Atika Banowati, S.H., saat menutup rangkaian SoloSemiran di Aula Kecamatan Pulung, Ponorogo.
Ia menyebut pemuda harus menjadi agen perubahan (agent of change) yang aktif membangun toleransi dan solidaritas.

“Pemuda punya energi dan kreativitas yang bisa menggerakkan solidaritas sosial, baik melalui aksi lingkungan, bantuan bencana, maupun kegiatan kemasyarakatan lainnya,” jelas Wahyu.

Seminar yang berlangsung interaktif itu menjadi bukti semangat Gen Z Ponorogo untuk memperkuat toleransi dan solidaritas sosial di tengah keragaman bangsa Indonesia.

Dengan berakhirnya rangkaian SoloSemiran di Pulung, Atika Banowati berharap semangat toleransi dan solidaritas yang ditanamkan dapat menjadi bekal berharga bagi generasi muda Ponorogo untuk melangkah lebih jauh, tidak hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai pelaku utama dalam pembangunan bangsa. (Fjr)
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar