-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Pemkab Mojokerto Ajak Pelajar Lestarikan Olahraga Tradisional di Tengah Gempuran Gawai

Gus Barra: Permainan Tradisional Bentuk Karakter dan Kebersamaan Anak Bangsa | Selasa 11 November 2025 | Foto : Perlombaan Olahraga Tradisional bagi pelajar SD/MI dan SMP/MTs se-Kabupaten Mojokerto (dok.ist)
GARDAJATIM.COM :
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus berupaya menanamkan nilai budaya dan karakter bangsa kepada generasi muda. Komitmen itu kembali ditegaskan Bupati Mojokerto, Muhammad Albarraa, saat membuka Perlombaan Olahraga Tradisional bagi pelajar SD/MI dan SMP/MTs se-Kabupaten Mojokerto di GOR Dinas Pendidikan, Selasa (11/11/2025).

Dalam sambutannya, Gus Barra — sapaan akrab Bupati Mojokerto — menyoroti tantangan generasi saat ini yang kian lekat dengan teknologi dan gawai. Menurutnya, perkembangan era digital memang tak bisa dihindari, namun perlu diimbangi dengan aktivitas fisik dan sosial yang membangun karakter anak.

“Anak-anak hari ini lebih banyak duduk dan menatap layar. Padahal tubuh yang sehat dan pikiran yang gembira hanya tumbuh melalui gerak, permainan, dan interaksi langsung,” ujarnya.

Ia menegaskan, olahraga tradisional mengandung nilai-nilai luhur yang tidak tergantikan. Selain menumbuhkan ketangkasan dan kebugaran, permainan seperti gobak sodor, egrang, dan engklek juga mengajarkan sportivitas, kerja sama, dan kejujuran.

“Permainan tradisional bukan sekadar hiburan. Di dalamnya ada pendidikan karakter. Inilah kekayaan budaya kita yang perlu dijaga dan diwariskan,” tegas Gus Barra.

Lebih lanjut, ia mengapresiasi kolaborasi Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar), serta Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Mojokerto yang turut menyukseskan kegiatan tersebut. 

Dukungan guru dan orang tua, kata dia, juga menjadi kunci penting dalam menjaga minat anak-anak terhadap permainan tradisional.

“Guru dan orang tua memiliki peran teladan. Apa yang diperlihatkan orang dewasa akan ditiru anak-anak. Jika budaya dipelihara bersama, maka ia tidak akan pernah hilang. Kita ingin anak-anak Mojokerto tumbuh menjadi generasi yang tidak tercerabut dari akar budaya, meski hidup di tengah dunia modern,” ujarnya.

Perlombaan olahraga tradisional kali ini disambut antusias para pelajar. Sorak dukungan dan tawa riang terdengar di sepanjang arena pertandingan, menciptakan suasana penuh semangat dan kebersamaan. 

Ajang ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga mempererat persaudaraan antar pelajar dari berbagai sekolah di Mojokerto. (Sof)


Editor: Redaksi
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar