Faktor Keterbatasan Biaya, Warga Desa Sudimoro yang Idap Kanker Payudara Meninggal: Pemdes Dinilai Kurang Peka!
Eko Purnomo
... menit baca
Alm. Ibu Boiyah sempat di rawat di RSUD dr Darsono Pacitan untuk proses pemulihan, karena rencananya akan dirujuk ke RS dr Sardjito Yogyakarta untuk melakukan kemoterapi sebelum akhirnya meninggal pada Rabu (25/6/2025). (FOTO: dok. Gardajatim)
GARDAJATIM.COM: Peristiwa memilukan menimpa keluarga Katno, warga Dusun Sidorejo, Desa Sudimoro, Kecamatan Sudimoro, Pacitan. Pasalnya, ia harus kehilangan orang yang dicintainya, yakni istrinya Boiyah yang meninggal setelah menderita kanker payudara parah.
Hal ini terungkap setelah anaknya Katno yang saat ini tengah duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) mengeluh kepada gurunya bahwa ia takut kehilangan ibunya karena penyakit yang dideritanya.
Sontak hal itu membuat guru yang berinisial K tersebut trenyuh dengan nasib yang menimpa anak didiknya itu. Ia pun berusaha membantu memberikan solusi dengan mengadukan hal tersebut kepada kepala desa Sudimoro, berharap pihak pemerintah desa bisa membantu pengobatan ibu dari anak didiknya tersebut.
"Saya itu ikut trenyuh waktu Dirga (anaknya Katno) tiba-tiba berkata bagaimana nasibnya kalau ibunya meninggal," ujar K beberapa waktu yang lalu.
Selain itu, pihaknya juga menginformasikan hal ini kepada pegiat sosial dan relawan yang ada di Pacitan guna membantu meringankan beban keluarga siswanya itu.
Sementara itu, menurut Yani, anak dari Katno yang lain menjelaskan bahwa ibunya tersebut sudah merasakan sakit sejak awal tahun 2025. Namun awalnya pihak keluarga belum mengetahui bahwa ibunya ternyata mengidap penyakit kanker payudara.
"Sebenarnya kalau sakitnya itu ya sudah lama, tapi namanya orang desa ya ada rasa takut mau periksa. Jadinya mungkin ada keterlambatan dalam pengobatan," ucap Yani saat dimintai keterangan via telepon seluler, Kamis (26/6/2025).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa keluarga baru mengetahui penyakit yang diderita ibunya pada akhir bulan Februari 2025 lalu, setelah melakukan pengobatan di RSUD dr Darsono Pacitan.
"Awalnya itu dibawa ke Puskesmas Sudimoro, katanya ini harus operasi begitu. Akhirnya kami bawa ke klinik yang ada di Ketanggung, disana disuruh untuk rongsen ke RSUD Pacitan," bebernya kepada awak media.
Ia pun mengatakan bahwa sebenarnya sudah melakukan operasi pengangkatan kanker pada pertengahan bulan puasa lalu dengan menggunakan BPJS mandiri.
Namun pasca operasi, ibunya masih merasakan sakit hingga akhirnya meninggal pada hari Rabu kemarin setelah menjalani perawatan kurang lebih selama satu hari di RSUD dr Darsono Pacitan.
Menurutnya, pasca operasi ibunya harusnya melakukan kemoterapi di luar kota, mengingat di kabupaten Pacitan belum tersedia pengobatan tersebut. Namun karena keterbatasan biaya, ia dan keluarganya tidak bisa berbuat banyak. Pihak keluarga pun menyesal harus kehilangan orang yang disayanginya.
"Bukanya tidak mau membawa berobat, karena prosedurnya kan setelah operasi harus melakukan kemoterapi. Tapi keluarga terkendala biaya, soalnya kan kemo itu harus di Solo atau Jogja," tambahnya lagi.
Mendengar hal ini, Hendri, salah pegiat sosial yang ada di kabupaten Pacitan pun mengecam keras terhadap pemerintah desa Sudimoro. Ia menilai bahwa Pemdes seperti bersikap apatis dengan nasib yang menimpa warganya. Padahal, seharusnya pemerintah desa mempunyai empati kepada warganya yang kurang mampu dan membutuhkan pertolongan.
"Pemdes seharusnya peka terhadap permasalahan yang di alami masyarakatnya. Apalagi ini masyarakat yang tidak mampu, kasihan kalau sudah parah seperti ini baru diberikan penanganan. Terlebih salah satu visi-misi bupati saat ini kan untuk mengentaskan kemiskinan," kata Hendri dengan nada tegas.
Pihaknya pun juga menyayangkan pemerintah desa malah tidak mengetahui persoalan ini. Bahkan Pemdes baru mengetahui saat pihaknya dan para pegiat sosial lainnya telah bergerak dan menanyakan hal tersebut.
Lebih parahnya, dengan kondisi tersebut, keluarga Katno tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan tidak masuk menjadi Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK) dari pemerintah.
"Saya itu heran, kog Kepala Desa ketika ditanya malah tidak tau. Lha selama ini apa yang dikerjakan, disitu kan ada perangkat yang lain, seperti Kepala Dusun, dan RT/RW," ucapnya retoris.
Kepala Desa Sudimoro, Langgeng Widodo saat ditemui di rumahnya pada hari Kamis (26/6/2025). (FOTO: dok.gardajatim).
Disisi lain, Langgeng Widodo, Kepala Desa (Kades) Sudimoro mengakui baru mengetahui hal tersebut saat diberitahu oleh guru TK tempat anaknya Katno belajar. Ia beralasan bahwa tidak ada laporan dari warga kepada pemerintah desa mengenai hal tersebut.
"Masalahnya pihak keluarga sendiri tidak menghubungi atau membuat laporan, jadi desa sendiri tidak tahu. Waktu operasi itu juga tidak ada laporan, jadinya saya kaget malah mendapatkan informasi dari orang luar," ucap Kades Sudimoro saat di temui dikediamanya, Kamis (27/6/2025).
Usai sore hari mendengar hal tersebut, pagi harinya pihaknya langsung melihat kondisi pasien yang saat itu sedang di rawat di klinik melalui perwakilan oleh Sekretaris Desa (Sekdes) dan Kasi yang membidangi beserta kepala Dusun setempat.
Ia mengatakan bahwa telah mengumpulkan semua perangkat desa, mulai dari RT/RW dan Kepala Dusun yang ada di desanya untuk proaktif dengan permasalahan yang ada di masyarakat dan meminta untuk melaporkan bila terjadi hal seperti ini.
Pihaknya juga membenarkan bahwa keluarga tersebut memang belum masuk di dalam data DTKS, namun ia berjanji akan segera mengusulkan kepada dinas terkait agar keluarga korban tercover untuk mendapatkan bantuan-bantuan sosial.
Peristiwa ini tentu bisa menjadi pembelajaran untuk desa-desa yang lain untuk lebih proaktif dan mendengarkan keluhan warganya, terutama terkait dengan kemanusiaan dan mereka yang kurang mampu. Termasuk perlunya evaluasi data penerima bantuan sosial agar tepat sasaran kepada keluarga yang benar-benar membutuhkan.
Hal itu diharapkan agar bisa meminimalisir pandangan di masyarakat bahwa hanya keluarga atau kerabat kepala desa atau perangkat desa saja yang mendapatkan bansos dari pemerintah. (Eko)
Sebelumnya
...
Berikutnya
...