-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-80 TAHUN - PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: 0821 3105 7771

Jangan Tunggu Sakit Parah: Dr. Riza Mazidu Ajak Warga Ponorogo Peduli Kesehatan Ginjal dan Saluran Kemih

dr. Riza Mazidu Sholihin, Sp.U.
GARDAJATIM.COM
: Pagi itu, ruang praktik dr. Riza Mazidu, Sp.U., di salah satu rumah sakit di Ponorogo sudah dipenuhi pasien. Di antara mereka, ada yang datang karena nyeri pinggang hebat, ada pula yang hanya ingin berkonsultasi. Namun, yang paling sering, kata dr. Riza, justru mereka yang baru berobat setelah gejalanya parah.

“Sayangnya, banyak orang masih menganggap kesehatan saluran kemih dan ginjal bukan prioritas. Padahal, pemeriksaan rutin urologi sangat penting, terutama untuk deteksi dini,” ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini, kepada gardajatim.com, Minggu (10/8/2025).

Gejala Awal yang Sering Diabaikan

Menurut dr. Riza, ada beberapa tanda yang sebaiknya membuat seseorang segera memeriksakan diri ke urolog. Nyeri atau rasa tidak nyaman di pinggang, perubahan warna urin, nyeri saat buang air kecil, atau sering buang air kecil di malam hari patut diwaspadai.

“Kalau sudah ada darah di urin, biasanya itu tanda penyakit sudah cukup serius,” tegasnya.

Batu Ginjal dan Faktor Pemicu di Ponorogo

Kasus batu ginjal masih menjadi masalah urologi yang banyak ditemui di Ponorogo dan sekitarnya. Dr. Riza mengungkapkan, faktor iklim, kebiasaan minum air, dan pola makan berperan besar.

“Ponorogo itu cuacanya panas, banyak orang beraktivitas di luar, keringat banyak keluar, tapi asupan air putihnya kurang. Akibatnya, konsentrasi urin meningkat, memicu pembentukan batu,” jelasnya.

Selain itu, konsumsi makanan tinggi garam, protein hewani berlebihan, serta minuman manis dalam kemasan juga memperbesar risiko.

“Kurang minum air putih memang salah satu penyebab utama, tapi bukan satu-satunya,” tambahnya.

Teknologi Minimal Invasif

Seiring kemajuan teknologi, penanganan batu ginjal dan masalah prostat kini tak selalu memerlukan operasi besar. Dr. Riza memaparkan, ada metode ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang memecah batu dengan gelombang kejut dari luar tubuh, atau URS (Ureterorenoscopy) dengan kamera kecil yang masuk ke saluran kemih.

“Prosedur ini minimal invasif, pasien biasanya bisa pulang cepat, bahkan dalam satu atau dua hari,” ujarnya.

Untuk pembesaran prostat jinak, teknik TURP (Transurethral Resection of the Prostate) memungkinkan pengangkatan jaringan prostat tanpa sayatan perut. 

“Pemulihan lebih cepat, risiko lebih kecil,” kata dr. Riza meyakinkan.

Kapan Periksa Prostat?

Pria sebaiknya mulai rutin memeriksakan kesehatan prostat sejak usia 50 tahun, atau 45 tahun jika ada riwayat keluarga.

“Jangan tunggu sampai sering kencing malam atau pancaran urin melemah. Pemeriksaan rutin bisa mencegah komplikasi,” ujarnya.

Pola Hidup Pencegah Penyakit Urologi

Berdasarkan pengalamannya, dr. Riza menekankan tiga hal utama untuk mencegah penyakit urologi:

1. Cukup minum air putih – minimal 2 liter sehari.

2. Batasi garam dan protein hewani berlebihan.

3. Jaga berat badan dan rutin bergerak.


“Pola makan juga sangat mempengaruhi. Konsumsi kopi dan teh boleh saja, tapi jangan berlebihan. Terlalu banyak garam bisa membebani ginjal. Dan jangan lupa, minuman manis berkemasan punya efek jangka panjang yang kurang baik,” ujarnya.

Pesan untuk Masyarakat

Menutup pembicaraan, dr. Riza berpesan agar masyarakat tidak menyepelekan kesehatan ginjal dan saluran kemih.

“Kalau mesin mobil saja rutin diservis, apalagi tubuh kita. Pemeriksaan rutin bukan berarti kita sakit, tapi untuk memastikan kita tetap sehat,” katanya sambil tersenyum.

Dengan perawatan yang tepat dan kebiasaan sehat, penyakit batu ginjal maupun gangguan saluran kemih bukan lagi vonis menakutkan, melainkan tantangan yang bisa diatasi.


Sumber: dr. Riza Mazidu Sholihin, Sp.U.
Editor: Redaksi
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar