Jangan Remehkan! Penis Terjepit Resleting Bisa Berujung ke IGD
Redaksi
... menit baca
![]() |
| Foto Ilustrasi. |
Salah satu kasus urologi yang kerap muncul, meski terkesan sepele, adalah penis yang terjepit resleting celana.
Masalah ini tidak hanya menimpa anak-anak lelaki yang belum menjalani sunat, tetapi juga sering dialami pria dewasa, termasuk mereka yang sudah disunat.
Menurut dr. Riza Mazidu Sholihin, SpU, dokter spesialis urologi, insiden ini sebenarnya bisa dicegah dengan kebiasaan sederhana, seperti selalu mengenakan celana dalam.
“Celana dalam memberikan lapisan pelindung yang memisahkan penis dengan resleting, sehingga risiko terjepit menjadi jauh berkurang,” jelasnya, Minggu (31/8/2025).
Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kebiasaan ini tidak selalu diterapkan. Bahkan, beberapa pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam keadaan parah, dengan penis yang terjepit cukup dalam hingga memerlukan penanganan segera oleh tenaga medis.
Pada kasus ringan, biasanya bagian kulit yang terjepit hanya sedikit, sehingga dapat dilepaskan secara perlahan dengan bantuan pelumas, seperti minyak atau gel berbasis air, untuk mengurangi gesekan.
Namun, pada kasus yang lebih berat, resleting harus dilepaskan dengan cara di potong.
“Tenaga medis akan menggunakan teknik khusus agar kulit tidak semakin terluka,” kata dr. Riza.
Penanganan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari robekan yang lebih luas atau infeksi.
Lalu, bagaimana jika hal ini terjadi pada anak laki-laki yang belum disunat? Menurut dr. Riza, tindakan sunat tidak selalu menjadi keharusan setelah insiden ini, kecuali terdapat indikasi medis tertentu.
Misalnya, bila kulit penis mengalami luka robek cukup parah, infeksi, atau jaringan parut yang menghambat proses penyembuhan.
Dalam kondisi seperti itu, dokter dapat menyarankan sunat sebagai bagian dari terapi lanjutan untuk mencegah komplikasi. Namun, bila luka minimal dan cepat pulih, sunat bisa ditunda.
Untuk mencegah insiden ini, dr. Riza menekankan pentingnya edukasi sejak dini, terutama kepada anak-anak. Orang tua diimbau mengajarkan anak untuk selalu memperhatikan posisi penis sebelum menaikkan resleting, serta membiasakan penggunaan celana dalam.
Sementara bagi pria dewasa, kebiasaan terburu-buru saat berpakaian juga kerap menjadi penyebab utama.
“Kesadaran dan ketelitian menjadi faktor paling penting,” tambahnya.
Kasus penis terjepit resleting mungkin terdengar sederhana, tetapi nyatanya dapat menimbulkan trauma mendalam, baik secara fisik maupun psikologis.
Dengan edukasi yang tepat, kebiasaan berpakaian yang lebih berhati-hati, serta penanganan medis yang cepat dan tepat bila insiden terjadi, risiko komplikasi dapat diminimalkan.
"Kejadian ini bisa menimpa siapa saja, tetapi dengan kewaspadaan sederhana, kita bisa mencegah rasa sakit yang tidak perlu," tutupnya.
Penulis: Nanang Diyanto/ LKNU
Editor: Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...
.jpg)