Perjuangan Bocah 3 Tahun Melawan Hidrokel di RSUD dr. Harjono Ponorogo
Redaksi
... menit baca
![]() |
| dr Riza Mazidu Sholihin Sp.U saat melakukan operasi Hidrokel pada anak Joni. (Foto: doc. Pribadi) |
Wajahnya polos, seakan tidak tahu bahwa hari itu ia menjalani operasi untuk penyakit yang namanya terdengar asing bagi banyak orang: hidrokel.
Bagi orang tuanya, keputusan membawa Joni ke meja operasi bukanlah hal mudah.
“Kami awalnya kaget ketika melihat kantung buah zakarnya makin lama makin besar. Awalnya dikira hanya bawaan lahir biasa, nanti hilang sendiri. Tapi ternyata malah makin jelas,” tutur ibunda Joni dengan suara bergetar.
Kekhawatiran bercampur rasa takut membuat mereka akhirnya memberanikan diri memeriksakan anak ke RSUD dr. Harjono, rumah sakit rujukan utama di Ponorogo.
Apa itu Hidrokel?
Menurut dr. Riza Mazidu Sholihin, Sp.U, dokter spesialis urologi RSUD dr. Harjono yang menangani Joni, hidrokel adalah kondisi penumpukan cairan di sekitar testis.
“Cairan yang seharusnya diserap tubuh justru bertahan di kantung sekitar testis. Akibatnya, skrotum tampak membesar,” jelasnya.
Hidrokel bisa menyerang siapa saja. Pada bayi dan anak-anak, umumnya muncul akibat proses perkembangan sejak dalam kandungan, ketika saluran antara perut dan skrotum belum menutup sempurna. Pada orang dewasa, hidrokel biasanya dipicu peradangan, infeksi, atau cedera.
Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah pembengkakan di area skrotum. Pada anak-anak, pembengkakan bisa makin jelas saat mereka menangis atau banyak bergerak, namun mengecil saat tidur.
Meski tidak selalu menimbulkan rasa sakit, hidrokel yang dibiarkan bisa mengganggu kenyamanan, bahkan berisiko memengaruhi fungsi testis di kemudian hari.
“Hidrokel bukan penyakit mematikan, tetapi bila dibiarkan bisa berdampak pada kesehatan reproduksi. Itulah mengapa pada kasus tertentu, operasi perlu dilakukan,” tambah dr. Mazidu.
Keputusan Operasi
Di RSUD dr. Harjono, kasus hidrokel pada anak bukanlah hal baru. Setiap tahun ada beberapa pasien kecil yang datang dengan keluhan serupa.
Namun, setiap kisah selalu menghadirkan pergulatan batin yang sama: rasa takut orang tua ketika mendengar kata “operasi.”
“Awalnya saya sangat takut. Membayangkan anak sekecil itu harus dioperasi saja sudah membuat hati tidak tenang,” ucap ayah Joni.
Tapi rasa takut itu perlahan mereda setelah dokter menjelaskan secara rinci. Operasi hidrokel termasuk tindakan rutin, dilakukan dengan membuka sedikit area skrotum untuk mengeluarkan cairan, lalu memperbaiki dinding kantung agar tidak terisi kembali. Prosedur ini singkat, aman, dan tingkat kesembuhannya tinggi.
Harapan Baru dari Ruang Operasi
Sekitar satu jam setelah tindakan, operasi Joni selesai. Tim medis keluar dari ruang operasi dengan senyum lega.
“Alhamdulillah, operasinya berjalan lancar,” kata dr. Mazidu sambil meyakinkan kedua orang tua yang menunggu penuh harap di depan pintu ruang bedah.
Di bangsal anak, Joni terbangun perlahan. Wajah mungilnya tampak sedikit lemah, tapi tak lama ia sudah bisa menggeliat dan meminta minum.
“Tadi siang anak saya masih bisa senyum setelah operasi. Rasanya seperti beban besar di hati terangkat,” ujar sang ibu sambil mengusap rambut putranya.
Tidak Hanya Kasus Medis, Tapi Kisah Keluarga
Di balik istilah medis yang terdengar rumit, hidrokel sejatinya adalah cerita keluarga: tentang kecemasan orang tua, tentang keputusan sulit, dan tentang harapan untuk masa depan anak.
RSUD dr. Harjono Ponorogo menjadi saksi bagaimana banyak keluarga datang dengan kegelisahan, lalu pulang dengan senyum lega setelah mendapat kepastian medis.
“Kalau orang tua melihat ada pembengkakan di sekitar testis anak, jangan anggap sepele. Segera periksakan ke tenaga medis. Bisa jadi hanya hidrokel ringan yang hilang dengan sendirinya, tapi bila tidak, operasi adalah solusi aman," pesan dr. Mazidu.
Kini, Joni sudah bisa berlari-lari kecil kembali di lorong bangsal rumah sakit, seakan tidak pernah menjalani operasi. Senyumnya menjadi jawaban dari rasa takut orang tuanya selama ini.
Kisah Joni bukan hanya tentang keberhasilan tim medis menangani hidrokel, tetapi juga tentang bagaimana cinta orang tua, keberanian menghadapi ketakutan, dan dukungan layanan kesehatan di daerah seperti Ponorogo bertemu dalam satu ruang operasi kecil.
Hidrokel mungkin terdengar asing, tetapi di balik istilah itu ada banyak anak seperti Joni yang berjuang diam-diam, bersama doa dan cinta keluarganya.
Penulis: Nanang Diyanto
Editor: Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...
