Batu Ginjal Rontok Tanpa Operasi, Pasien RSUD dr. Harjono Ponorogo Rasakan Keajaiban ESWL
Redaksi
... menit baca
![]() |
| dr. Mazidu melakukan ESWL kepada Tn. Jaswadi, di Poliklinik Urologi RSUD dr Harjono Ponorogo. (Foto: Nanang Diyanto) |
Awalnya ia mengira hanya kelelahan atau sekadar “masuk angin.” Tapi setelah beberapa kali berobat ke klinik dekat rumahnya dan menelan obat yang diberikan, rasa sakit itu tak juga reda. Begitu obatnya habis, nyeri datang lebih hebat dari sebelumnya.
Kembali ke klinik, dokter menduga ada batu ginjal atau batu di saluran kemih. Satu kata yang membuatnya panik: operasi.
Bayangan ruang bedah, pisau, dan masa rawat inap membuatnya cemas. Ia menyangkal, takut, dan bingung.
Namun rasa sakit yang semakin sering menyerang akhirnya memaksanya mencari pertolongan ke RSUD dr. Harjono Ponorogo.
Di poli urologi rumah sakit itu, ia bertemu dengan dr. Riza Mazidu Sholihin, Sp.U. Wajah sang dokter terasa tak asing.
Rupanya, mereka pernah beberapa kali berjumpa dalam kegiatan Sholawat di Ponorogo.
Meski tidak begitu akrab, pertemuan itu membawa ketenangan tersendiri bagi Jaswadi.
“Rasa takut saya langsung hilang. Rasanya seperti ketemu saudara sendiri,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).
Dengan nada tenang, dr. Riza menjelaskan bahwa tidak semua batu ginjal harus dioperasi.
Penanganannya, kata dia, bergantung pada ukuran batu, letak, dan kondisi pasien. Ada yang cukup diobati dengan obat peluruh batu, ada pula yang ditangani dengan ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) atau terapi gelombang kejut, tanpa harus melalui pembedahan.
Hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG) menunjukkan bahwa batu di ginjal Jaswadi berukuran sedang, ukuran yang ideal untuk ditangani dengan metode ESWL teknologi modern pemecah batu ginjal tanpa operasi.
“Dengan ESWL, batu ginjal dipecah menjadi serpihan kecil menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh. Tidak perlu dibius, tidak ada luka, dan pasien bisa langsung pulang setelah tindakan," jelas dr. Riza.
Prosedurnya sederhana. Pasien berbaring di atas meja khusus, lalu alat ESWL diarahkan ke titik batu yang telah terdeteksi dengan bantuan USG atau sinar-X.
Gelombang kejut dikirimkan dari luar tubuh, menembus jaringan kulit tanpa melukainya. Batu yang terkena getaran tinggi itu akan pecah menjadi butiran kecil yang kemudian keluar bersama air seni secara alami.
Hari itu juga Tn. Jaswadi menjalani ESWL. Prosesnya berlangsung kurang dari satu jam. Ia tidak perlu dirawat inap, tidak ada pembiusan, dan tidak ada luka bekas.
![]() |
| Batu yang berhasil dihancurkan dan keluar bersama air kencing, ESWL. |
Beberapa jam setelah tindakan, ia merasakan batu kecil keluar saat buang air kecil. “Lega sekali, seperti beban berat di pinggang langsung hilang,” ujarnya.
dr. Riza menjelaskan, terapi ESWL biasanya dilakukan satu hingga tiga kali tergantung kondisi pasien dan ukuran batu.
“Kadang masih ada sisa batu kecil yang perlu dipecah lagi. Tapi semuanya tanpa operasi dan tanpa rawat inap,” tuturnya.
Kini, RSUD dr. Harjono Ponorogo telah memiliki fasilitas ESWL, memberikan harapan baru bagi pasien batu ginjal di Ponorogo dan sekitarnya.
Teknologi ini menjadi pilihan efektif dan aman bagi mereka yang ingin sembuh tanpa harus berhadapan dengan ruang operasi.
Bagi Tn. Jaswadi, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga. “Saya dulu takut sekali dengar kata ‘operasi’. Tapi ternyata bisa sembuh tanpa dibedah,” ujarnya sambil tertawa kecil. “Alhamdulillah, sakitnya hilang, dan saya bisa langsung pulang hari itu juga," tutupnya.
Penulis: Nanang Diyanto
Editor: Redaksi
Sebelumnya
...
Berikutnya
...

