-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

DLH Ponorogo Sidak Sungai Sooko, Tindaklanjuti Aduan Warga Soal Limbah Kohe dari Pudak

 Arief Kurniawan saat melakukan sidak di Jembatan Kali Kulon, Desa Sooko, Kecamatan Sokko, Ponorogo. (Foto: doc. Gardajatim.com)
GARDAJATIM.COM:
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo turun langsung menindaklanjuti aduan masyarakat terkait dugaan pencemaran sungai di wilayah Kecamatan Sooko akibat limbah kotoran hewan (kohe) yang diduga berasal dari peternakan sapi perah di Kecamatan Pudak.

Tim DLH yang dipimpin Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (P4LH), Arief Kurniawan, melakukan inspeksi mendadak (sidak) di kawasan Jembatan Kali Kulon, Desa Sooko, Senin (20/10/2025).

Arief menjelaskan, langkah ini merupakan respons cepat atas laporan warga yang mengeluhkan kondisi sungai yang tercemar.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Camat Pudak. Dalam waktu dekat akan dilakukan pertemuan bersama camat dan kepala desa dari dua kecamatan, Pudak dan Sooko, serta pihak terkait untuk mencari solusi bersama,” ujarnya.
Warga didampingi perangkat desa setempat bersama DLH Ponorogo saat sidak di Kali Kulon Desa Sooko.
Menurut Arief, salah satu langkah yang akan dibahas adalah pembuatan sistem resapan atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) bagi para peternak sapi perah di Pudak. 

“Camat Pudak menyampaikan bahwa pemerintah daerah harus hadir membantu penanganan limbah, agar air bekas cucian kandang dan ternak bisa masuk ke resapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai, setelah itu baru dibuatkan Perdes,” jelasnya.

DLH Ponorogo juga akan membantu menyiapkan surat resmi untuk memperkuat koordinasi lintas wilayah dan mengusulkan dukungan dari berbagai pihak.

“Kami juga berharap perusahaan yang menjadi mitra penerima suplai susu dari para peternak dapat menyalurkan dana CSR-nya untuk membantu pengadaan resapan limbah tersebut,” tambah Arief.
Kondisi sungai kulon di Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Ponorogo.
Sementara itu, Pujiana, perwakilan warga Sooko, menyambut baik langkah DLH namun berharap penanganan tidak hanya berfokus pada wilayah Pudak.

“Dampak limbah kohe ini sudah dirasakan bertahun-tahun oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Sooko. Bahkan aliran sungai yang tercemar sudah mencapai kawasan wisata seperti Air Terjun Pletuk,” ujarnya.

Ia juga berharap rakor antar dua kecamatan nantinya dapat melibatkan desa-desa terdampak di Kecamatan Sooko agar solusi yang dihasilkan benar-benar menyeluruh. 

“Warga juga meminta adanya bantuan tidak hanya diberikan kepada peternak di Pudak, warga terdampak juga harus dipikirkan," imbuhnya.

DLH Ponorogo menegaskan akan terus memantau perkembangan di lapangan dan mendorong kolaborasi lintas sektor agar permasalahan pencemaran sungai akibat limbah peternakan sapi perah ini bisa segera ditangani secara berkelanjutan. (Fjr)
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar