-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Wayang Orang Mintaraga, Arjuna Menapak Jalan di Karaton Surakarta

Pergelaran Mintaraga di nDalem Djojokoesoeman. (Foto: TMDC KKSH)
GARDAJATIM.COM
: Di bawah langit malam yang berselimut semerbak tradisi, nDalem Djojokoesoeman menjadi saksi hidup pergelaran wayang orang bertajuk Mintaraga, sebuah lakon klasik yang menggugah jiwa dan menyentuh akar spiritualitas Jawa.

Pergelaran ini merupakan bagian dari rangkaian acara Gelar Seni Tradisi yang digagas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, bekerja sama dengan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Warisan Karaton dan Ruang Sakral Pertunjukan

Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sebagai pusat budaya dan spiritual Jawa, kembali menegaskan perannya sebagai penjaga warisan adiluhung melalui pertunjukan ini.

nDalem Djojokoesoeman, yang menyimpan jejak sejarah panjang keluarga bangsawan Surakarta, dipilih sebagai ruang sakral untuk menyampaikan kisah Arjuna yang bertapa demi kesempurnaan diri.

Lakon Mintaraga: Tapa Brata Sang Ksatria

Lakon Mintaraga mengisahkan perjalanan Arjuna dalam pencarian jati diri dan keselarasan hidup. Ia menanggalkan gelar dan senjata, memilih jalan sunyi pertapaan untuk menaklukkan hawa nafsu dan keangkara-murkaan dalam dirinya.

Dalam proses tapa brata yang penuh godaan dan ujian batin, Arjuna menjelma menjadi Mintaraga sosok yang telah menyatu dengan nilai-nilai spiritual tertinggi.
Karaton Surakarta menghadirkan Arjuna dalam balutan lakon Mintaraga yang memikat.
Pertunjukan ini bukan sekadar hiburan, melainkan refleksi mendalam tentang perjuangan manusia melawan sisi gelap diri sendiri.

Melalui gerak tari, tembang, dan dialog yang sarat makna, penonton diajak menyelami filosofi hidup Jawa: bahwa kemenangan sejati bukanlah mengalahkan musuh di medan perang, melainkan menaklukkan ego dalam diri.

Tradisi yang Menghidupkan Jiwa Kota

Gelar Seni Tradisi menjadi ruang temu antara generasi muda dan akar budaya mereka. Dengan menghadirkan wayang orang dalam format yang tetap otentik namun komunikatif, Karaton Surakarta dan Dinas Kebudayaan berupaya menjembatani masa lalu dan masa kini, menjadikan tradisi sebagai sumber inspirasi dan identitas.


Sumber: Tim Media Digital Center KKSH
Editor: Mas Ngabehi Fajar Setiawan Wartoprasetyo

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar