-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Blak-blakan! Gusti Benowo Tegaskan Sahnya PB XIV: “Sumpah Raja Harus di Watu Gilang!”

PB XIV duduk di atas dampar saat prosesi Jumenengan di Keraton Surakarta, Sabtu (15/11/2025).
GARDAJATIM.COM:
Keraton Surakarata sukses menggelar Jumeneng Nata Binayangkare Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakoe Boewono (PB) XIV, Sabtu (15/11/2025).

Dalam acara itu, Putra Mahkota Keraton Solo, KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram atau Gusti Purboyo, resmi bertakhta sebagai PB XIV.

Kirab Agung dan pembacaan Sabda Raja menjadi puncak prosesi Jumenengan PB XIV yang digelar dengan khidmat.

Di Siti Hinggil, PB XIV yang sudah ditunggu tamu undangan, keluarga, kerabat, serta abdi dalem kemudian melaksanakan Upacara Keprabon Dalem, yang merupakan sebuah prosesi yang diwariskan sejak masa Mataram Islam. PB XIV kemudian pembacaan Sabda Dalem dilakukan di atas Watu Gilang.

"Ing Watu Gilang iki, Ingsun hanetepake nggenteni kalenggahane Kanjeng Rama Sinuhun Pakoe Boewono XIII, minangka Sri Susuhunan ing Karaton Surakarta Hadiningrat (Di Watu Gilang ini saya menyatakan bahwa saya akan menggantikan Yang Mulia Raja Pakoe Boewono XIII sebagai Sri Susuhunan di Keraton Surakarta Hadiningrat)," kata PB XIV membacakan Sabda Dalem, di Siti Hinggil Keraton Solo.

Setelah pembacaan Sabda Dalem, sejumlah keluarga, kerabat, dan tamu undangan melakukan jabat tangan dengan PB XIV, dilanjut dengan rombongan melakukan kirab.

KGPH Adipati Benowo atau Gusti Benowo salah satu putra mendiang PB XII (salah satu adik mendiang PB XIII), turut menghadiri prosesi Jumenengan PB XIV di Keraton Surakarta dan memberikan pernyataan tegas terkait keabsahan raja yang dinobatkan.

Ia menyebut bahwa pengukuhan Gusti Purboyo sebagai PB XIV sudah melalui tata cara yang sah dan sesuai paugeran keraton.

Menurutnya, KGPAA Hamangkunegoro telah mengikrarkan diri sebagai penerus ayahandanya dan mengucap sumpah di atas Watu Gilang, tempat sakral yang sejak masa leluhur menjadi titik penetapan raja-raja Surakarta.

“Gusti Hamangkunegoro sudah mengikrarkan diri sebagai pengganti ayahanda menjadi PB XIV dan sudah mengucapkan sumpah di atas Watu Gilang. Jadi raja Surakarta kalau mengucap sumpah harus di situ, dan itu tidak main-main. Saya saja tidak berani,” ujar Gusti Benowo usai menghadiri prosesi Jumenengan PB XIV.

Ia menjelaskan bahwa seluruh raja Surakarta, dari masa ke masa, mengikrarkan jabatan Sinuhun di tempat yang sama. Prosesi tersebut tidak dapat dipindah ke ruang lain.

“Penetapan atau sumpah raja itu ada tempatnya. Tidak bisa dilakukan di Sasana Sewaka, tidak bisa di Sasana Handrawina, atau di tempat-tempat lain. Resminya ya di Watu Gilang. Kalau misalkan mengikrarkan raja di warung pojok, ya tidak bagus,” katanya sambil tersenyum.

Ia bahkan menegaskan pihak lain yang merasa berhak atas takhta Keraton Surakarta untuk berani bersumpah di lokasi yang sama.

“Kalau nanti yang satunya berani di sini, silakan. Kita tidak melarang. Tapi kalau ada apa-apa, ya ditanggung sendiri,” tegasnya.

Undangan Rapat yang Berujung pada Penobatan Pihak Lain
Gusti Benowo juga menyinggung soal adanya acara lain yang menetapkan Soerjo Soeharto atau KGPH Mangkubumi putra PB XIII dari istri kedua sebagai PB XIV oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) Solo pada Kamis (13/11/2025) lalu.

Ia mengaku mendapat undangan “rapat”, namun memilih tidak menghadiri karena merasa janggal.

“Saya dapat undangan rapat, tapi perasaannya kok tidak enak. Rapat apa ya?” ujarnya.

Ia terkejut ketika mengetahui bahwa acara tersebut ternyata berisi penobatan versi lain.

“Saya kaget, ternyata di acara itu ada penobatan. Dan sebagian saudara-saudara saya banyak yang langsung keluar dari acara tersebut. Gusti Puger keluar dan lainnya, saya dapat infonya begitu,” ujarnya.
KGPH Adipati Benowo bersama Kanjeng Kakang PB XIII. 
Tanggapan untuk Pihak yang Menyebut Jumenengan PB XIV Tidak Sah
Menanggapi pernyataan KGPA Tedjowulan yang menganggap penobatan Gusti Purboyo tidak sah, Gusti Benowo menyampaikan bantahan keras.

“Gusti Tedjowulan itu pendamping PB XIII. Kalau yang didampingi sudah meninggal, mau mendampingi siapa? Kalau mau mendampingi yang ini, kan harus diikrarkan kembali,” katanya.

Ia juga mempertanyakan dasar hukum yang digunakan dalam klaim tersebut.

“Katanya pakai surat Menteri Dalam Negeri. Itu urusannya pemerintah kota. Urusannya apa dengan keraton?”

Isu Keraton Akan Diambil Alih Pemerintah
Terkait isu bahwa pemerintah dapat mengambil alih Keraton Surakarta jika konflik internal terus terjadi, ia menanggapinya dengan keras.

“Silakan kalau mau diambil pemerintah. Memangnya pemerintah mengambil milik keraton masih kurang? Sudah dijadikan cagar budaya, kita tidak bisa apa-apa. Mau bikin WC saja harus laporan,” ucapnya.

Ia membandingkan perlakuan pemerintah terhadap Keraton Surakarta dengan Keraton Yogyakarta.

“Kalau bicara cagar budaya, kenapa tidak sekalian Keraton Yogya? Kenapa hanya Keraton Surakarta? Berarti ada tanda tanya besar,” tegasnya.

Diikuti Putra-Putri PB XII
Gusti Benowo memastikan bahwa kegiatan Jumenengan PB XIV ini juga dihadiri para putra-putri PB XII lainnya, yang menunjukkan dukungan kuat dari trah keluarga terhadap pengukuhan Gusti Purboyo sebagai Sinuhun PB XIV. (Fjr)
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar