-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Kasus HIV di Gresik Masih Tinggi, Dinkes Catat 197 Pasien Baru Sepanjang 2025

Usia Produktif Mendominasi, Program VCT Keliling Digencarkan untuk Tekan Penularan | Selasa, 2 Desember 2025 | Foto : Ilustrasi (Dok.Ist)
GARDAJATIM.COM :
Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik melaporkan temuan 197 kasus baru HIV sepanjang tahun 2025. Meski menurun dibanding tahun 2024 yang mencapai 298 kasus, angka tersebut dinilai masih cukup tinggi dan perlu penanganan serius.

“Penemuan pasien baru HIV tahun 2025 sebanyak 197 orang. Faktor risiko yang paling banyak dari LSL (lelaki seks dengan lelaki),” kata Kabid P2P Dinkes Gresik, Dr Puspitasari Whardani, Selasa (2/12/2025).

Puspitasari menjelaskan bahwa sebagian besar pengidap HIV berada pada kelompok usia produktif, yakni 25 hingga 49 tahun. Ia menilai masih banyak warga yang belum melakukan pemeriksaan mandiri, sehingga angka temuan kasus berpotensi lebih tinggi dari data yang tercatat.

“Rata-rata, pengidap HIV di Kabupaten Gresik didominasi oleh warga dengan usia produktif. Yakni di antara usia usia 25 hingga 49 tahun,” jelas Puspitasari.

Untuk menekan penyebaran virus, Dinkes Gresik memperluas layanan kesehatan dengan menggandeng seluruh puskesmas dan rumah sakit di wilayah tersebut. Saat ini seluruh fasilitas tersebut sudah mampu melakukan diagnosa HIV.

“Saat ini semua puskesmas dan rumah sakit sudah bisa menegakkan diagnosa HIV,” lanjutnya.

Dinkes juga aktif melakukan penemuan kasus melalui program mobile voluntary counseling and testing (VCT), yakni pemeriksaan HIV keliling menggunakan mobil layanan kesehatan.

“Ini agar masyarakat memiliki antusias untuk melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi HIV,” terangnya.

Program tersebut menyasar populasi kunci yang dinilai paling rentan terhadap penularan, seperti pekerja seks, warga binaan pemasyarakatan, dan pengguna napza suntik. Upaya kolaborasi dengan puskesmas dan LSM juga terus diperkuat.

“Dalam pelaksanaannya, kami bekerja sama dengan PKM dan LSM. Kami juga melakukan skrining pada populasi kunci,” tuturnya.

Saat ini terdapat 14 puskesmas yang sudah memiliki fasilitas terapi HIV. Namun Puspitasari menyebut masih diperlukan penambahan layanan serupa di beberapa tempat.

“Faskes yang dapat memberikan terapi HIV ada di 14 puskesmas. Fasilitas terapi HIV ini rencananya akan ditambah di tahun 2026,” jelasnya.

Ia berharap rangkaian strategi yang dijalankan dapat menekan penyebaran HIV di Kabupaten Gresik hingga mencapai level paling minimal. (Sof)

Editor: Redaksi
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar