-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Mojokerto Siagakan 220 Personel Hadapi Bencana Hidrometeorologi 2025

Penguatan Posko Terpadu 24 Jam dan Arahan Strategis Antisipasi Cuaca Ekstrem | Rabu, 3 Desember 2025 | Foto : Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra. (Dok. Ist)
GARDAJATIM.COM :
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto mengerahkan 220 personel untuk memperkuat penanganan bencana Hidrometeorologi Tahun 2025.

Pengukuhan dilakukan langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, dalam Apel Posko Penanganan Bencana Hidrometeorologi di halaman Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Rabu (3/12/2025).

Dari total personel yang disiagakan, 90 merupakan anggota BPBD dan 130 lainnya relawan mitra BPBD yang selama ini menjadi ujung tombak penanganan keadaan darurat.

Apel diawali doa bersama untuk para korban bencana di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Sumatera. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Al Barra menyampaikan belasungkawa dan mengimbau seluruh unsur terkait meningkatkan kewaspadaan seiring tingginya intensitas bencana di berbagai daerah.

“Kabupaten Mojokerto memiliki tingkat kerentanan bencana yang cukup tinggi, baik yang dipicu faktor alam, non-alam, maupun manusia. Ancaman bencana tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga mengganggu kehidupan sosial masyarakat dan pembangunan daerah. Karena itu, penanggulangan bencana harus menjadi tanggung jawab bersama,” ungkapnya.

Gus Barra memberikan apresiasi kepada para relawan yang dinilai memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas kemanusiaan. 

Ia juga mengingatkan bahwa bencana bisa terjadi sewaktu-waktu, seperti angin kencang yang melanda beberapa desa di awal tahun dan tanah longsor yang menelan korban jiwa di Jalur Pacet–Batu pada 8 April 2025.

“Relawan bekerja tanpa terikat waktu. Ini tugas mulia yang membutuhkan keberanian, ketegasan, dan keikhlasan. Ada lima arahan strategis untuk mengoptimalkan peran Posko Terpadu Bencana Hidrometeorologi, yaitu monitoring cuaca dan potensi bencana secara berkala, aktivasi sistem peringatan dini secara cepat dan tepat sasaran,” tegasnya.

Arahan lain meliputi kesiapan jalur evakuasi, logistik dan fasilitas darurat, penguatan komunikasi berjenjang dari desa hingga kabupaten, serta pengutamaan keselamatan petugas dan masyarakat. 

Ia menegaskan penanganan harus dilakukan secara menyeluruh, mulai mitigasi, edukasi kebencanaan, respons cepat saat darurat, hingga pemulihan pasca bencana.

“Kepada seluruh jajaran, segera tindak lanjuti setiap informasi peringatan dini dari BMKG agar risiko dapat ditekan semaksimal mungkin,” pungkas Gus Barra.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin memastikan seluruh unsur pendukung posko telah siap beroperasi.

“Posko Bencana Hidrometeorologi beroperasi 24 jam. Setiap laporan masyarakat akan ditindaklanjuti secara cepat melalui sistem komando yang terintegrasi,” jelasnya.

Ia menambahkan kolaborasi dengan relawan, perangkat desa, TNI, Polri, serta berbagai stakeholder lain menjadi kunci utama keberhasilan penanganan bencana. 

Rinaldi juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di kawasan rawan banjir, longsor dan angin kencang.

“Peran masyarakat sangat penting, baik dalam kesiapsiagaan maupun penyampaian informasi awal. Segera laporkan jika melihat tanda-tanda bencana,” ujarnya.

Dengan pengukuhan personel dan penguatan posko terpadu, Pemkab Mojokerto berharap penanganan bencana Hidrometeorologi 2025 berlangsung lebih cepat, tepat, dan memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat. (Sof)

Editor: Redaksi
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar