-->
bWJ4VIvabJt7GuIhCGKP0i6PjNDtbsjBe315cFMJ
Bookmark
PROMOSIKAN BISNIS ANDA DISINI - HUBUNGI: +62 856-5561-5145

Olimpiade Matematika SD Ricuh di Bojonegoro, Lomba Dihentikan Mendadak dan Panitia Diperiksa Polisi

Ribuan Peserta Panik, Anak-Anak Menangis, Orang Tua Protes Tuntut Pertanggungjawaban Panitia | Minggu, 7 Desember 2025 | Foto: Suasana kericuhan di Gedung Serbaguna Bojonegoro. (Dok.Ist)
GARDAJATIM.COM :
Kegiatan Olimpiade Matematika tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kabupaten Bojonegoro dihentikan mendadak setelah terjadi kericuhan pada pelaksanaan di Gedung Serbaguna Bojonegoro, Minggu (7/12/2025). 

Lomba yang digelar oleh Saryta Management tersebut awalnya dihadiri ribuan peserta, namun berubah menjadi tidak terkendali setelah para orang tua memprotes hasil penjurian yang dinilai tidak adil.

Sejak awal pelaksanaan, kegiatan ini menuai keluhan dari wali murid terkait kurangnya kesiapan teknis, sistem pelaksanaan yang tidak tertata, serta jumlah peserta yang membludak. 

Puncak ketegangan terjadi ketika pengumuman hasil penilaian disampaikan dan dinilai tidak transparan oleh sebagian orang tua.

Sejumlah wali murid memaksa masuk ke dalam gedung dan memprotes panitia, sementara para peserta—yang sebagian besar anak-anak—berusaha keluar untuk mencari orang tuanya. Kepanikan dan tangis histeris terdengar di berbagai sudut gedung.

Situasi semakin tidak terkendali karena jalur keluar-masuk yang sempit, kemacetan panjang di area parkir, serta minimnya petugas pengamanan di lokasi. Panitia akhirnya menghentikan perlombaan dan kegiatan dibubarkan.

Kapolsek Bojonegoro Kota AKP Agus Fauzi membenarkan bahwa pihak kepolisian turun tangan dan memeriksa panitia penyelenggara.

"Sore tadi pihak panitia sudah kami mintai keterangan," ujar Fauzi.

Fauzi menyebut, polisi tengah memfasilitasi penyelesaian antara peserta dan panitia, termasuk soal pengembalian biaya pendaftaran.

"Intinya, kita jembatani. Antara orang tua peserta dan panitia. Kita sudah berkomunikasi dan ketua panitia bersedia bertanggung jawab, selanjutnya akan didata dan akan dikembalikan lewat sekolah," jelasnya.

Biaya pendaftaran olimpiade sebesar Rp55 ribu per peserta dengan hadiah berupa medali, sertifikat, dan uang pembinaan. 

Peserta dikabarkan mencapai sekitar 2.000 orang, meningkat tajam dari laporan awal panitia yang hanya sekitar 1.000.

Ketua Panitia Saryta Management, Ita Puspitasari, menjelaskan bahwa penambahan peserta terjadi sehari sebelum kegiatan berlangsung.

“Awalnya kami laporkan sesuai izin sekitar 1.000 peserta. Namun sehari sebelum pelaksanaan ada tambahan dari sekolah-sekolah sehingga jumlahnya menjadi sekitar 2.000 peserta,” ujarnya.

Ita mengakui bahwa akibat kurangnya persiapan, arus kepulangan peserta menjadi macet total dan situasi di dalam gedung tidak dapat dikendalikan.

“Kami akan bertanggung jawab penuh, termasuk terkait pengembalian biaya pendaftaran. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait mekanisme selanjutnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro Anwar Mukhtadlo menegaskan bahwa kegiatan tersebut tidak pernah berkoordinasi dengan dinas pendidikan.

"Itu tidak ada izin, dan sama sekali tidak ada koordinasi dengan dinas pendidikan Bojonegoro," singkatnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi lanjutan dari pihak penyelenggara. (Sof)

Editor: Redaksi
Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar