Asal Mula Grebeg Suro Ponorogo

Salah satu penampilan Seni Reyog dalam Event Festival Nasional Reog Ponorogo tahun 2023. Foto/Dok. Gardajatim.com


GARDAJATIM.COM: Grebeg Suro adalah sebuah festival budaya tahunan yang sangat penting bagi masyarakat Ponorogo, Jawa Timur. Festival ini dirayakan setiap tanggal 1 Muharram atau 1 Suro dalam kalender Jawa, menandai awal tahun baru Islam¹.

Asal Usul
Sejarah Grebeg Suro berawal dari tahun 1980-an ketika kalangan warok, seniman reog, melakukan tirakatan semalam suntuk untuk menyambut malam 1 Suro.

Mereka mengelilingi kota dan berhenti di alun-alun Ponorogo. Melihat tradisi yang sudah ada, Bupati Ponorogo saat itu, Soebarkah Poetro Hadiwirjo, mengambil inisiatif untuk mewadahi kegiatan tersebut dalam bentuk festival yang lebih terstruktur untuk melestarikan budaya dan meningkatkan minat pemuda terhadap kesenian khas Ponorogo.

Pembukaan Grebeg Suro atau FNRP 2023 oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko bersama Wakil Bupati Lisdyarita.

Pelaksanaan
Grebeg Suro dimulai dengan Festival Nasional Reog Ponorogo, dahulu berlangsung selama empat hari.

Festival ini menampilkan kelompok-kelompok Reog dari Ponorogo dan daerah lain di Jawa Timur, bahkan dari luar pulau Jawa.

Acara ini juga mencakup Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, serta Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel, yang merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan permohonan keselamatan serta kesejahteraan bagi masyarakat.

Makna
Grebeg Suro tidak hanya merupakan perayaan budaya, tetapi juga memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang mendalam. Nilai-nilai ini mencakup simbolik, tanggung jawab, keindahan, moral, hiburan, budaya, sosial, ekonomi, apresiasi, dan religius. 

Festival ini menjadi sarana pelestarian budaya dan promosi wisata yang efektif, sekaligus menjadi wadah bagi masyarakat untuk bersatu dan merayakan identitas budaya mereka. **

0/Post a Comment/Comments