Atika Banowati Bangga! Golkar Hidupkan Kembali Semangat Budaya Asli Ponorogo
Redaksi
... menit baca
![]() |
| Hj. Atika Banowati, S.H., disela kegiatan partai Golkar. (Foto: Arsip gardajatim.com) |
Melalui Festival Kidulan Gebyar Budaya Mataraman, Partai Golkar kembali menunjukkan komitmennya dalam menghidupkan tradisi dan nilai-nilai luhur budaya Mataraman di Bumi Reog.
Kegiatan yang berlangsung meriah itu menghadirkan berbagai kesenian tradisional, termasuk pagelaran wayang kulit dengan lakon “Kresna Sang Pamong Agung” oleh Ki Dalang Ki Cahyo Kuntadi. Dalam acara tersebut, Dr. H. Ali Mufthi, S.Ag., M.Si., Anggota DPR RI Fraksi Golkar Komisi V sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, secara simbolis menyerahkan gunungan wayang kulit kepada sang dalang sebagai wujud dukungan terhadap pelestarian budaya lokal.
Penyerahan tersebut disaksikan langsung oleh Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Hj. Lisdyarita, Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim Pranaya Yuda Mahardika, Hj. Atika Banowati, Ketua DPD Golkar Ponorogo Eko Priyo Utomo, serta sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
“Sebagai orang Ponorogo, saya sangat bangga melihat masyarakat begitu antusias menjaga tradisi. Wayang kulit bukan sekadar hiburan, tapi warisan nilai dan filosofi kehidupan yang harus terus kita rawat,” ujar Atika Banowati.
Ia menegaskan, Partai Golkar selalu berkomitmen hadir mendukung kegiatan seni dan budaya daerah, karena dari situlah akar jati diri bangsa tumbuh dan berkembang.
“Golkar percaya bahwa budaya adalah napas bangsa. Ketika budaya hidup, maka semangat gotong royong dan karakter masyarakat juga terjaga,” tambahnya.
![]() |
| Festival Kidulan Gebyar Budaya Mataraman pagelaran wayang kulit di Desa Sumoroto. |
“Kegiatan ini bukan hanya melestarikan warisan budaya, tapi juga memberi dampak nyata bagi ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Ponorogo mencapai 6,7 persen, dan event budaya seperti ini punya peran besar di dalamnya,” ungkapnya.
Festival Kidulan juga dimeriahkan oleh pelawak Lusi Brahman, Andik TB, dan Cak Slendro, yang menambah hangat suasana malam budaya di Ponorogo.
Gelaran ini menjadi bukti bahwa sinergi antara partai politik, pemerintah, dan pelaku budaya dapat menghidupkan kembali semangat budaya asli Ponorogo di tengah arus modernitas. (*/Fjr)
Sebelumnya
...
Berikutnya
...


