Laku Tirakat Abida: Dari Yogya Menuju Padepokan Agung SH Terate Madiun

Redaksi
... menit baca
![]() |
Siti Abidatul Hasanah (27), srikandi muda SH Terate saat tiba di Padepokan Agung SH Terate Madiun. (Foto: Humas SH Terate Ponorogo) |
Demi menepati nazarnya, ia berjalan kaki dari Yogyakarta menuju Padepokan Agung SH Terate Madiun, menempuh jarak lebih dari 200 kilometer selama lima hari sebagai wujud syukur atas kelulusan pendidikannya.
Abida, warga Desa Kejagan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, memulai perjalanannya dari Ranting Sleman, Yogyakarta pada Jumat (3/10/2025). Dengan langkah mantap, ia tiba di Padepokan Agung Madiun, Rabu (8/10/2025) sore, sekitar pukul 17.00 WIB.
Dalam perjalanannya, Abida menghadapi panas terik, dan kelelahan fisik. Namun semangatnya tidak pernah padam.
Ia menyebut perjalanan tersebut sebagai laku tirakat bentuk rasa syukur dan pengabdian atas kelulusannya dari perguruan tinggi.
“Setiap pendidikan harus dijalani dengan sungguh-sungguh. Dulu saya sering berjalan kaki sekitar tujuh kilometer ke kampus. Dari situ saya bernazar, jika Allah meridai dan skripsi saya dilancarkan, saya akan berjalan kaki dari Yogyakarta ke Madiun setelah lulus,” ujarnya usai tiba di Padepokan Agung.
Abida diketahui merupakan mahasiswi dua kampus sekaligus, Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta (Prodi Farmasi) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Kedokteran.
Di tengah keterbatasan ekonomi sebagai putri seorang buruh serabutan, ia berhasil menyelesaikan pendidikan dengan tekad kuat dan kerja keras.
Doanya dikabulkan pada Mei 2025. Ia pun menepati nazarnya di bulan Oktober. Abida percaya bahwa ilmu sejati hanya bisa diperoleh melalui proses perjuangan.
“Ilmu tinemu soko laku. Wong yen wani nglakoni soro, bakal tinemu mulyo lan bungah (ilmu diperoleh dari proses menjalani; siapa yang berani menempuh kesulitan, akan menemukan kemuliaan dan kebahagiaan,” katanya.
Abida mengenal SH Terate sejak tahun 2012 melalui ayahnya yang merupakan seorang pelatih bela diri.
Setahun kemudian, ia disahkan menjadi warga SH Terate. Bagi Abida, nilai-nilai luhur persaudaraan dan keikhlasan dalam ajaran SH Terate menjadi pedoman hidup.
“Menjadi warga SH Terate berarti harus mampu memberi manfaat dan keindahan bagi lingkungan sekitar, bukan hanya sekadar mencari ketenaran,” ujarnya.
Perjalanan panjang Abida menarik perhatian dan apresiasi dari keluarga besar SH Terate. Ketua IV Koorbid Pemberdayaan Anggota dan Pengabdian Masyarakat SH Terate Pusat, Riyanto, menilai langkah Abida sebagai wujud nyata nilai falsafah SH Terate.
“Kami sangat mengapresiasi adik Abida. Ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi perjalanan jiwa. Ia membuktikan falsafah SH Terate: manusia bisa dimatikan, bisa dihancurkan, tapi tidak dapat dikalahkan selama setia pada dirinya,” ujar Riyanto.
Menurutnya, apa yang dilakukan Abida menjadi simbol keteguhan generasi muda SH Terate dalam menjaga nilai-nilai persaudaraan, keikhlasan, dan kesetiaan.
“Perjalanan ini mengingatkan kita semua untuk tetap guyub rukun, menjaga persaudaraan, dan menjadikan Madiun sebagai kiblat penggemblengan diri,” tambahnya.
Kedatangan Abida di Padepokan Agung Madiun disambut dengan haru oleh warga SH Terate. Tangis bahagia, pelukan, dan ucapan selamat menjadi penutup dari perjalanan panjang yang sarat makna tersebut.
Bagi Abida, setiap langkahnya bukan sekadar menempuh jarak, tetapi menapaki makna kehidupan—bahwa perjuangan, doa, dan kesetiaan adalah jalan menuju kemuliaan. (Hms/Fjr)
Sebelumnya
...
Berikutnya
...