Delapan RT Terjebak Isolasi, Retakan Tanah Ancam Longsor Susulan di Wagir Kidul
Redaksi
... menit baca
Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD Ponorogo, perangkat desa, hingga warga setempat hingga Jumat 21 November 2025 masih berjibaku membuka jalur yang tertutup material akibat longsor.
Meski alat berat dikerahkan, proses penanganan harus dilakukan secara perlahan karena cuaca hujan terus mengguyur kawasan tersebut.
Suwito, petugas BPBD Ponorogo yang berada di lokasi, menyebut pengerjaan sempat dihentikan karena kondisi cuaca tidak memungkinkan.
“Hujan masih turun sempat kami hentikan karena khawatir ada longsor susulan dan alat berat harus bergerak sangat hati-hati," ungkapnya.
Suwito juga menyebut kondisi di atas titik longsor cukup mengkhawatirkan.
“Di atas lokasi longsor ini ada tanah yang retak dan memungkinkan terjadi longsor susulan. Makanya kita harus benar-benar berhati-hati,” tegasnya.
Dampak longsor juga dirasakan secara langsung oleh warga. Rumah Marjuki (51) hilang tertimbun material sehingga ia bersama keluarganya kini menumpang di rumah orang tuanya. Sementara rumah Jemirin (60) masih ditempati meski setengah dari rumahnya tertimpa longsor.
Suhariyanto, Kepala Desa Wagir Kidul mengatakan, bahwa enam RT di desanya terisolasi, ditambah dua RT dari Desa Banaran yang juga terdampak karena akses utama tertutup total.
“Warga kesulitan keluar masuk, semua aktivitas praktis terhenti,” jelas Suahriyanto saat ditemui di lokasi.
Situasi ini juga berdampak pada dunia pendidikan. Aktivitas belajar mengajar di SDN 5 Wagir Kidul diliburkan karena mayoritas guru berasal dari luar desa dan tidak dapat menuju sekolah.
Hingga berita ini diturunkan, petugas gabungan masih terus berupaya membuka akses sambil memantau kondisi lereng untuk mengantisipasi longsor susulan.
Pemerintah desa mengimbau warga tetap meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi. (Fjr)
Sebelumnya
...
Berikutnya
...
