Seleksi Perangkat Desa Gontor Molor, Penundaan Berulang Picu Kecurigaan Publik
Redaksi
... menit baca
![]() |
| Kantor Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Ponorogo. (Foto: doc. Gardajatim.com) |
Jadwal tes yang semula ditetapkan pada 27 November, diundur ke 4 Desember, lalu dimajukan lagi menjadi 29 November.
Namun hingga malam hari, ujian kembali tak kunjung dilaksanakan. Seluruh perubahan itu hanya disampaikan lewat pesan WhatsApp panitia tanpa surat resmi, tanpa kronologi, dan tanpa alasan yang jelas.
“Kok aneh banget mas. Kemarin diundur, sekarang diundur lagi. Karepe piye (maunya gimana?),” kata seorang peserta yang meminta identitasnya dirahasiakan. Ia menyebut jawaban panitia selalu berubah ketika peserta meminta kejelasan.
“Panitia bilang sudah sepengetahuan Panwas Kecamatan. Tapi Panwas bilang semua ada di panitia. Jadi bingung," ujarnya kepada awak media.
Kebingungan itu diperkuat oleh kabar lain yang beredar di antara peserta. Seorang sumber menyebut penundaan diduga terjadi karena ada calon yang belum lengkap berkasnya.
“Katanya nunggu berkas calon yang kurang lengkap. Yo niku jenenge kurang ajar mas, ” ujarnya kesal.
Kepala Desa Gontor, Agung Prihandoko, meminta publik tidak buru-buru menuduh panitia bekerja tidak profesional. Menurut dia, penundaan terjadi karena adanya pembukaan gelombang II pendaftaran.
“Gelombang pertama pesertanya hanya satu. Maka dibuka gelombang dua. Nah, karena ada gelombang II itu, otomatis pentahapannya ikut mundur,” kata Agung saat dikonfirmasi.
Ia menegaskan bahwa seluruh jadwal seleksi harus mengikuti regulasi pembukaan gelombang baru sehingga waktu yang sebelumnya disusun dianggap tidak relevan lagi.
Sementara itu, Camat Mlarak, Joko Setiawan (Jose) mengatakan, bahwa penyebab dirubahnya jadwal karena ada salah satu formasi yang belum terpenuhi, sehingga perlu dilakukan penundaan jadwal.
“Perubahan itu karena ada salah satu formasi yang belum terpenuhi,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian kapan tes tulis akan benar-benar dilaksanakan. Peserta berharap panitia segera memberikan kepastian jadwal agar proses seleksi bisa berlangsung.
Situasi yang terus molor tanpa kepastian itu memicu kecurigaan publik bahwa proses seleksi tidak berjalan transparan. Warga mendesak panitia dan pemerintah desa memberi penjelasan terbuka sebelum tahapan seleksi dilanjutkan kembali. (Tim/Red)
Sebelumnya
...
Berikutnya
...
